Minggu, 06 Maret 2016

Laporan Praktikum Dasar-dasar Agronomi



Laporan Praktikum Dasar-dasar Agronomi

PENGARUH JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM DAN APLIKASI PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L)


Disusun oleh :
Kelompok 2
Abdul Hakim Asma’I           1405101050076
Desilia Martinda                    1405101050082
M. Riski Mulia                       1405101050019
Multazam Falepi                   1405101050045
Putri Khairanisyah               1405101050010




 

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2015





TANGGAL PRAKTIKUM: 

No
Tanggal-Bulan-Tahun
Kegiatan
1
19 September 2015
Pengarahan umum
2
26 September 2015
Pengolahan tanah
3
3 Oktober 2015
Pengukuran jarak tanam
4
10 Oktober 2015
Penanaman dan pemupukan tahap 1
5
17 Oktober 2015
Menghitung presentase tumbuh dan penyulaman
6
24 Oktober 2015
Penyulaman terakhir dan pemeliharaan
7
31 Oktober 2015
Pengukuran tinggi tanaman perhitungan jumlah daun dan pemupukan tahap 2
8
7 November 2015
Pengukuran tinggi tanaman dan pemberian furadan pada pucuk tanaman
9
14 November 205
Pengukuran tinggi tanaman perhitungan jumlah daun dan pemeliharaan tanaman pembubunan
10
21 November 2015
Pengukuran tinggi tanaman dan aspek pemeliharaan lainnya
11
28 November 2015
Pembungaan dan pemeliharaan
12
5 December 2015
Pengukuran lingkar batang, panjang dan lebar daun
13
12 December 2015
Perhitungan jumlah jagung perbedeng yang akan dipanen
14
19 December 2015
Panen jagung dan pesta panen
15
26 December 2015
Pengumpulan laporan praktikum






PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Salah satu praktik budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan. Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor pertumbuhan seperti hara air, cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau konfigurasi tanaman. Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan mempengaruhi efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau kondisi iklim mikronya.
Kacang tanah adalah suatu komoditi penting diantara tanaman kacang-kacang lain. Karena dapat dipergunakan untuk menambah pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan petani dan memenuhi kebutuhan industri. Produktivitas kacang tanah pada saat ini termasuk rendah. Salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas hasil adalah dengan perbaikan teknik budidaya tanaman. Usaha ekstensiifikasi akan sia – sia jika tidak didukung dengan intensifikasi dalam memproduksi kacang tanah. Banyak cara yang ditempuh untuk peningkatan hasil kacang tanah, diantaranya penataan dan pengolahan lahan berdayaguna, pengaturan pola dan jarak tanam, pemupukan, pemilihan benih atau varietas dan juga jumlah benih yang digunakan.
Pupuk sebagai salah satu sarana produksi dalam usaha produksi dalam usaha bercocok tanam dalam aplikasinya perlu mendapat perhatian serius agar memberi hasil maksimum. Penggunaan pupuk perlu memperhatikan dosis, cara penggunaan, waktu pemberian dan jenis pupuk yg di berikan.
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terunama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus, digoreng atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya ( daun dan batang ) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.
Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak. Tanaman kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati, minyak, dan lain lain.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan membuat beraneka jenis kue.
Produktivitas kacang tanah pada saat ini termasuk rendah. Salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas hasil adalah dengan perbaikan teknik budidaya tanaman. Usaha ekstensifikasi akan sia-sia jika tidak di dukung dengan intensifikasi dalam memproduksi kacang tanah. Banyak cara yang di tempuh untuk peningkatan hasil kacang tanah, di antaranya penataan dan pengelolaan lahan berdaya guna, pengaturan pola dan jarak tanam, pemupukan, pemilihan benih atau varietas dan juga jumlah benih yang digunakan.

2.      Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui jumlah benih per lubang dan aplikasi pupuk yang tepat pada budidaya tanaman kacang tanah. Mahasiswa dapat merekomendasikan perlakuan terbaik yang di dapat dari percobaan yang dilakukan.

3.      Hipotesis
Sistem olah tanah atau yang disebut dengan menggarap tanah merupakan faktor yang harus diperhatikan didalam budidaya tanaman. Begitu juga dalam budidaya kacang tanah. Mengolah tanah dapat dilakukan berbagai cara, bisa juga dengan mencangkul tanah bagian top soil (permukaan tanah) maupun dengan menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor.




  

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono, 2007).
  Kacang tanah mempunyai susunan perakaran sebagai berikut.Yang pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus. Akar cabang mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penghisap. Karena meningkatnya umur tanaman akar-akar tersebut kemudian mati, sedangkan akar yang tetap bertahan hidup menjadi akar-akar yang permanen. Akar permanen tersebut akhirnya mempunyai cabang lagi dan berfungsi juga sebagai alat penghisap. Batang tanaman Kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku, dengan tipe pertumbuhan tegak atau mendatar. Pada mulanya batang tumbuh tunggal. Namun lambat laun bercabang banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang berkisar antara 30-50 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan kesuburan tanah (Wibawana, 2005).         
Tanaman kacang tanah toleran terhadap lingkungan tumbuh di dataran menengah sampai dataran tinggi pada daerah berketinggian antara 800 m- 1000 m dpl. Namun, makin tinggi daerah penanaman dari permukaan laut, produjsi tanaman kacang tanaah cenderung turun (rendah). Demikian pula pada areal pertanaman yang ternaungi (teduh) tanaman menjadi kurus dan tinggi, kurang produktif berbunga, sehingga hasilnya rendah (Rukmana, 2010).
Urea adalah suatu senyawa organic yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, Oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyl diamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik (Sirait, 2010)
Pupuk urea merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan, berguna untuk membuat daun tanaman lebih hijau, mempercepat pertumbuhan dan menambah jumlah anakan tumbuhan , menambah ukuran daun, besar gabah dan memperbaiki mutu gabah , merangsang pembentukan protein biji, dan menyediakan makanan bagi jasad renik tanah yang bekerja mengurai bahan organik dalam tanah (Agustia, 2011).
Salah satu kendala dalam budidaya tanaman pangan adalah rendahnya kandungan bahan organik dan sifat fisik tanah yang kurang baik. Pemupukan N dan P yang intensif dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik yang memadai, dalam jangka akan berakibat memacu timbulnya kendala produksi yang lain (Gardner, 1995).



 
METODE PENELITIAN


1.      Bahan
-       Benih kacang tanah                 - Furadan 3G
-       Pupuk kandang                       - Dithane-45
-       Urea                                         - TSP dan KCL

2.      Alat
-        Cangkul                                   - Timbangan
-        Gembor                                   - Papan nama
-        Tali raffia                                - Alat tulis -menulis
-        Alat penyiangan                      - Meteran
-        Alat penyemprot        

3.      Pelaksanaan Percobaan
1.    Tanah diolah pada lapisan top soil, dibersihkan rumput dan kotoran lainnya dari areal pertanaman.
2.    Bedengan dibuat dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 2 m.
3.    Dibuat jarak antar bedengan 0,5 m sekaligus sebagai saluran drainase, tinggi bedengan 0,4 m.
4.    Diperlakukan perlakuan dengan jumlah benih perlubang yaitu B1 = 2 butir benih per lubang tanam.
5.    Perlakuan pupuk atau aplikasi pupuk diberikan secara larikan (dalam alur) untuk pupuk buatan. Alur pupuk pada salah satu sisi alur benih berjarak 8 cm dengan kedalaman 7,5 cm. Adapun perlakuan pupuk atau aplikasi pupuk adalah diberikan pupuk urea 100 kg/ha (1/2 dosis saat tanam dan sisanya 2 minggu setelah tanam), TSP 100 kg/ha dan KCL 100 kg/ha (pada saat tanam).
6.    Bedengan diberi label/nama sesuai perlakuan.
7.    Kombinasi perlakuan dibuat dengan 3 ulangan dan data diolah secara statistic menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola factorial.
8.    Penanaman benih ditanam dengan kedalaman 5 cm, jarak tanam yang dicoba 25 cm x 25 cm.
9.    Diberi proteksi tanaman dari serangan hama dengan furadan 3G sebanyak 30 kg/ha (5-10 butir per lubang tanam) dan insectisida cair dengan konsentrasi 2 ml/liter.
10.  Pengendalian penyakit terutama Cercospora diatasi dengan penyemprotan Dithane M-45 sebanyak 2 gram/liter air. Biasanya dilakukan 2 minggu sekali dengan melihat keadaan tanaman dan tingkat serangan hama.
11.  Pada serangan hama seperti gulma cukup dibersihkan dengan mencabutnya.
12.  Penyiraman dilakukan setiap hari, kecuali hari hujan.
13.  Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam. Hitung tanaman yang muncul, kemudian tanaman yang tidak tumbuh disulam (disusul tanam)
14.  Penyiangan dan pembumbunan dilakukan setiap minggu pada umur kacang lebih dari satu bulan, pada saat penyiangan dilakukan terus pembubunan.
15.  Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 100-120 hari dengan ciri daun sudah menguning dan sebagian sudah mulai berguguran, batang mulai kering dan polong keras dan telah berisi penuh





PENGAMATAN

Pilih tanaman secara acak (10 tanaman sampel), kemudian beri tanda dengan ajir. Tanaman yang dipilih tidak boleh digaris pinggir dan bukan tanaman diujung baris, kemudian 10 tanaman tersebut dijadikan sampel diukur setiap minggu pertumbuhannya.

Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif
1.   Diukur tinggi tanaman setiap minggu hingga selesai fase vegetatif.
Diukur mulai dari permukaan tanah yang sudah diberi tanda sampai ke titik tumbuh tertinggi dari setiap sampel.
2.   Dihitung jumlah daun (bukan anak daun), jumlah cabang tiap rumpun.
3.   Dihitung jumlah bunga, dicatat saat bunga mulai muncul dan waktu saat 75% tanaman telah berbunga. Dihitung jumlah ginofor (1 minggu setelah 75% berbunga).
4.   Dihitung jumlah polong bernas, polong kosong, dan ditimbang bobot masing-masing polong dari tanaman contoh. Berapa persen yang bernas dan berapa persen yang cipo (kosong).
5.   Ditimbang berangkasan segar tanaman contoh.
6.   Ditimbang hasil tanaman tiap petak (dikurangi tanaman pinggir dan ujung baris) hitung berapa jumlah polong tiap kilogram, berapa hasil petak bersih.






HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Hasil Pengamatan
a.       Tabel 1. Potensi Tumbuh Benih (diamati satu minggu setelah tanam)
Perlakuan
Blok I




B1P3
68 %


Jumlah
68 %
Rata-rata
68 %
b.        Tabel 2. Tinggi Tanaman (minggu ketiga setelah tanam)
Perlakuan
T 1
T 2
T 3
T 4
T 5
Jumlah
Rata2


B1P3
18
17
17
11
13
76
15,2

c.         Tabel 2.1 Jumlah Daun (minggu ketiga setelah tanam)
Perlakuan
T 1
T 2
T 3
T 4
T 5
Jumlah
Rata2


B1P3
10
7
7
6
4
34
6,8

d.        Tabel 3. Tinggi Tanaman (minggu keempat setelah tanam)
Perlakuan
T 1
T 2
T 3
T 4
T 5
Jumlah
Rata2


B1P3
19
16
16
13
14
78
15,6

e.          Tabel 4. Tinggi Tanaman (minggu kelima setelah tanam)
Perlakuan
T 1
T 2
T 3
T 4
T 5
Jumlah
Rata2


B1P3
21
18
20
20
22
101
20,2

f.         Tabel 4.1 Jumlah Daun (minggu kelima setelah tanam)
Perlakuan
T 1
T 2
T 3
T 4
T 5
Jumlah
Rata2


B1P3
11
9
9
8
8
45
9

g.        Tabel 5. Tinggi tanaman (minggu keenam setelah tanam)
Perlakuan
T 1
T 2
T 3
T 4
T 5
Jumlah
Rata2


B1P3
23
22,5
24
23
25
117,5
23,5

Pengamatan Saat Panen (Kacang Tanah)
a.         Tabel 1. Jumlah Polong Bernas (gram)
Perlakuan
Blok I
Blok II
Blok III
Jumlah
Rata-rata
B1P3
39
19
37
95
18
b.        Tabel 2. Jumlah Polong Kosong (gram)
Perlakuan
Blok I
Blok II
Blok III
Jumlah
Rata-rata
B1P3
3
8
10
21
4.2

c.         Tabel 3. Bobot Berangkasan Segar Tanaman Sample (gram)
Perlakuan
Blok I
Blok II
Blok III
Jumlah
Rata-rata
B1P3
200 g
160 g
140 g
500 g
166.66 g

2.      Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel hasil pengamatan Kelas 3 kelompok 2, potensi tumbuh benih (diamati satu minggu setelah tanam) adalah B1P3 = 68%, sehingga total dari potensi tumbuh benih adalah 68% maka dapat diperoleh nilai rata- rata sama yaitu 68%.
Pada saat pemanenan kacang tanah, maka kacang tanah memiliki hasil yang bagus sehingga jumlah polong bernas hasil pengamatan Kelas 3 kelompok 2 adalah Blok I = 39 gram, Blok II = 19 gram, dan Blok III = 37 gram, sehingga dapat diperoleh totalnya adalah 95 gram, dengan rata-ratanya 18 gram. Sedangkan jumlah polong kosong hasil pengamatan Kelas 3 kelompok 2 adalah Blok I  = 3 gram, pada Blok II = 8 gram, dan Blok III = 10 gram, maka dapat diperoleh nilai totalnya adalah 21 gram, sehingga rata-ratanya 4,2 gram.
Sedangkan pada penghitungan bobot berangkasan segar pada tanaman sampel tidak memuaskan. Dikarenakan pada setiap sampel memiliki total jumlah yang hanya mencapai 200 gram angka tertinggi yaitu dengan penjabaran Blok I = 200 gram, Blok II = 160 gram, dan Blok III = 140 gram. Sehingga mendapatkan jumlah dari seluruh sampel adalah 500 gram. Jumlah total rata-rata pada semua sampel mencapai 166,66 gram. Kemudian pada table hasil per bedeng tanaman pinggir tidak ada
Penggunaan benih bermutu merupakan syarat utama dalam pengembangan setiap komiditi yang di usahakan (kamil, 1985). dari segi benih,jumlah benih per lubang juga harus di perhatiakan dalam budidaya tanaman kacang tanah. Jumlah benih yang terlalu berlebihan per lubang tidak akan memberikan hasil yang optimal.





KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan sample data yang diperoleh dari praktik kerja lapangan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Makin banyak kita tanam benih pada setiap lubang maka akan membuat tanam sesak pada masa pertumbuhan dan menyebabkan hasil yang tidak maksimal.
2.      Dengan pemberian pupuk buatan (urea, kcl, dan tsp) tidak menambah hasil produksi, malah pada tanpa pemberian pupuk lebih banyak hasil produksi yang didapat.
3.      Potensi tumbuh benih diamati satu minggu setelah tanam didapatkan hasil 68 % setiap datanya.
4.      Jumlah polong bernas pada saat panen yaitu 39 dari Blok I, 19 dari Blok II dan 37 dari Blok III. Sedangkan jumlah polong kosong adalah Blok I = 3, Blok II = 8 dan Blok III = 10.
5.      Sama halnya dengan pemberian pupuk, pada perlakuan B1 P3 jumlah polong bernas dan polong kosong lebih sedikit dibandingkan pada perlakuan yang lain. Tetapi beda halnya di bobot berangkasan segar tanaman sampel, makin banyak benih yang di tanam pada setiap lubang maka makin berat bobot segarnya.

2.      Saran
·    Dalam pengamatan terutama pengukuran dan perhitungan berat tanaman hendaknya dilakukan satu orang saja yang mengukur dan satu orang lagi yang menulis di modul agar tidak terjadi distorsi.
·   Pengaturan jumlah populasi lebih baik satu tanaman, dalam menanam jangan terlalu banyak populasi dan jarak tanam jangan terlalu sempit atau rapat.







DAFTAR PUSTAKA

Agustia, D. 2011. “Pengaruh Lama Penyimpanan Urea Di Bulk Storage Terhadap Kadar Amoniak Bebas Pada PT. Pupuk Iskandar Muda” (Skripsi). FMIPA USU. Medan.
Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sirait, E. M. 2010. “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Urea Dengan Bahan Baku Gas Sintesis Dengan Kapasitas 120.000 Ton/Tahun” (Skripsi). FT USU. Medan.
Rukmana, H.R. 2010. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Jakarta
Gardner, P. Franklin, R. Brent Pearce, Roger L., Mitchell. 1995. Physiologi of Crop Plants. The Iowa State University Press. USA.
Wibawana, A. 2005. “Uji Karakteristik Pada Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogeal L.)” (Skripsi). FP USU. Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar