Laporan
Praktikum Dasar-dasar Agronomi
PENGARUH
JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM DAN APLIKASI PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L)
Disusun oleh :
Kelompok
2
Abdul
Hakim Asma’I 1405101050076
Desilia
Martinda 1405101050082
M.
Riski Mulia 1405101050019
Multazam
Falepi 1405101050045
Putri
Khairanisyah 1405101050010
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2015
TANGGAL
PRAKTIKUM:
No
|
Tanggal-Bulan-Tahun
|
Kegiatan
|
1
|
19 September 2015
|
Pengarahan
umum
|
2
|
26 September 2015
|
Pengolahan
tanah
|
3
|
3 Oktober 2015
|
Pengukuran
jarak tanam
|
4
|
10 Oktober 2015
|
Penanaman
dan pemupukan tahap 1
|
5
|
17 Oktober 2015
|
Menghitung
presentase tumbuh dan penyulaman
|
6
|
24 Oktober 2015
|
Penyulaman
terakhir dan pemeliharaan
|
7
|
31 Oktober 2015
|
Pengukuran
tinggi tanaman perhitungan jumlah daun dan pemupukan tahap 2
|
8
|
7 November 2015
|
Pengukuran
tinggi tanaman dan pemberian furadan pada pucuk tanaman
|
9
|
14 November 205
|
Pengukuran
tinggi tanaman perhitungan jumlah daun dan pemeliharaan tanaman pembubunan
|
10
|
21 November 2015
|
Pengukuran
tinggi tanaman dan aspek pemeliharaan lainnya
|
11
|
28 November 2015
|
Pembungaan
dan pemeliharaan
|
12
|
5 December 2015
|
Pengukuran
lingkar batang, panjang dan lebar daun
|
13
|
12 December 2015
|
Perhitungan
jumlah jagung perbedeng yang akan dipanen
|
14
|
19 December 2015
|
Panen
jagung dan pesta panen
|
15
|
26 December 2015
|
Pengumpulan
laporan praktikum
|
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Salah satu praktik
budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Untuk memperoleh
hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.
Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh faktor-faktor
pertumbuhan seperti hara air, cahaya dan ruang tumbuh yang optimal. Manipulasi
lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau
konfigurasi tanaman. Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan
mempengaruhi efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau
kondisi iklim mikronya.
Kacang
tanah adalah suatu komoditi penting diantara tanaman kacang-kacang lain. Karena
dapat dipergunakan untuk menambah pendapatan petani dan memenuhi kebutuhan
petani dan memenuhi kebutuhan industri. Produktivitas kacang tanah pada saat
ini termasuk rendah. Salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas hasil
adalah dengan perbaikan teknik budidaya tanaman. Usaha ekstensiifikasi akan sia
– sia jika tidak didukung dengan intensifikasi dalam memproduksi kacang tanah. Banyak
cara yang ditempuh untuk peningkatan hasil kacang tanah, diantaranya penataan
dan pengolahan lahan berdayaguna, pengaturan pola dan jarak tanam, pemupukan,
pemilihan benih atau varietas dan juga jumlah benih yang digunakan.
Pupuk
sebagai salah satu sarana produksi dalam usaha produksi dalam usaha bercocok
tanam dalam aplikasinya perlu mendapat perhatian serius agar memberi hasil
maksimum. Penggunaan pupuk perlu memperhatikan dosis, cara penggunaan, waktu
pemberian dan jenis pupuk yg di berikan.
Sebagai
tanaman budidaya, kacang tanah terunama dipanen bijinya yang kaya protein dan
lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus, digoreng atau disangrai. Di Amerika
Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi selai dan merupakan industri pangan
yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran
minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji atau
polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya ( daun dan batang ) untuk
makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.
Kacang
tanah merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan
dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin
meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak.
Tanaman kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedangkan bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati, minyak, dan lain lain.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan membuat beraneka jenis kue.
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan membuat beraneka jenis kue.
Produktivitas
kacang tanah pada saat ini termasuk rendah. Salah satu solusi untuk
meningkatkan produktivitas hasil adalah dengan perbaikan teknik budidaya tanaman.
Usaha ekstensifikasi akan sia-sia jika tidak di dukung dengan intensifikasi
dalam memproduksi kacang tanah. Banyak cara yang di tempuh untuk peningkatan
hasil kacang tanah, di antaranya penataan dan pengelolaan lahan berdaya guna, pengaturan
pola dan jarak tanam, pemupukan, pemilihan benih atau varietas dan juga jumlah
benih yang digunakan.
2.
Tujuan
Praktikum
Untuk
mengetahui jumlah benih per lubang dan aplikasi pupuk yang tepat pada budidaya
tanaman kacang tanah. Mahasiswa dapat merekomendasikan perlakuan terbaik yang
di dapat dari percobaan yang dilakukan.
3.
Hipotesis
Sistem
olah tanah atau yang disebut dengan menggarap tanah merupakan faktor yang harus
diperhatikan didalam budidaya tanaman. Begitu juga dalam budidaya kacang tanah.
Mengolah tanah dapat dilakukan berbagai cara, bisa juga dengan mencangkul tanah
bagian top soil (permukaan tanah) maupun dengan menggunakan alat-alat pertanian
seperti traktor.
TINJAUAN
PUSTAKA
Tanaman kacang
tanah (Arachis hypogaea, L.) merupakan tanaman yang
berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brazilia (Amerika
Selatan). Awalnya kacang tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa, kemudian
menyebar ke benua Asia sampai ke Indonesia (Purwono,
2007).
Kacang
tanah mempunyai susunan perakaran sebagai berikut.Yang pertama adalah akar
tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus. Akar cabang mempunyai
akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penghisap. Karena
meningkatnya umur tanaman akar-akar tersebut kemudian mati, sedangkan akar yang
tetap bertahan hidup menjadi akar-akar yang permanen. Akar permanen tersebut
akhirnya mempunyai cabang lagi dan berfungsi juga sebagai alat penghisap.
Batang tanaman Kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku, dengan tipe
pertumbuhan tegak atau mendatar. Pada mulanya batang tumbuh tunggal. Namun
lambat laun bercabang banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang berkisar
antara 30-50 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan
kesuburan tanah (Wibawana, 2005).
Tanaman kacang tanah toleran terhadap lingkungan
tumbuh di dataran menengah sampai dataran tinggi pada daerah berketinggian
antara 800 m- 1000 m dpl. Namun, makin tinggi daerah penanaman dari permukaan
laut, produjsi tanaman kacang tanaah cenderung turun (rendah). Demikian pula
pada areal pertanaman yang ternaungi (teduh) tanaman menjadi kurus dan tinggi,
kurang produktif berbunga, sehingga hasilnya rendah (Rukmana, 2010).
Urea adalah suatu senyawa organic yang
terdiri dari unsur karbon, hidrogen, Oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4
atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide
yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai
adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyl diamine. Senyawa
ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa
anorganik (Sirait, 2010)
Pupuk urea merupakan sumber nitrogen
bagi tumbuhan, berguna untuk membuat daun tanaman lebih hijau, mempercepat
pertumbuhan dan menambah jumlah anakan tumbuhan , menambah ukuran daun, besar
gabah dan memperbaiki mutu gabah , merangsang pembentukan protein biji, dan
menyediakan makanan bagi jasad renik tanah yang bekerja mengurai bahan organik
dalam tanah (Agustia, 2011).
Salah
satu kendala dalam budidaya tanaman pangan adalah rendahnya kandungan bahan
organik dan sifat fisik tanah yang kurang baik. Pemupukan N dan P yang intensif
dengan dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pemberian pupuk organik yang
memadai, dalam jangka akan berakibat memacu timbulnya kendala produksi yang
lain (Gardner, 1995).
METODE
PENELITIAN
1.
Bahan
- Benih
kacang tanah - Furadan 3G
- Pupuk
kandang - Dithane-45
- Urea - TSP
dan KCL
2.
Alat
-
Cangkul -
Timbangan
-
Gembor -
Papan nama
-
Tali raffia - Alat tulis -menulis
-
Alat penyiangan - Meteran
-
Alat penyemprot
3.
Pelaksanaan
Percobaan
1. Tanah
diolah pada lapisan top soil, dibersihkan rumput dan kotoran lainnya dari areal
pertanaman.
2. Bedengan
dibuat dengan ukuran panjang 2 m dan lebar 2 m.
3. Dibuat
jarak antar bedengan 0,5 m sekaligus sebagai saluran drainase, tinggi bedengan
0,4 m.
4. Diperlakukan
perlakuan dengan jumlah benih perlubang yaitu B1 = 2 butir benih per lubang
tanam.
5. Perlakuan
pupuk atau aplikasi pupuk diberikan secara larikan (dalam alur) untuk pupuk
buatan. Alur pupuk pada salah satu sisi alur benih berjarak 8 cm dengan
kedalaman 7,5 cm. Adapun perlakuan pupuk atau aplikasi pupuk adalah diberikan
pupuk urea 100 kg/ha (1/2 dosis saat tanam dan sisanya 2 minggu setelah tanam),
TSP 100 kg/ha dan KCL 100 kg/ha (pada saat tanam).
6. Bedengan
diberi label/nama sesuai perlakuan.
7. Kombinasi
perlakuan dibuat dengan 3 ulangan dan data diolah secara statistic menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola factorial.
8. Penanaman
benih ditanam dengan kedalaman 5 cm, jarak tanam yang dicoba 25 cm x 25 cm.
9. Diberi
proteksi tanaman dari serangan hama dengan furadan 3G sebanyak 30 kg/ha (5-10
butir per lubang tanam) dan insectisida cair dengan konsentrasi 2 ml/liter.
10. Pengendalian
penyakit terutama Cercospora diatasi dengan penyemprotan Dithane M-45 sebanyak
2 gram/liter air. Biasanya dilakukan 2 minggu sekali dengan melihat keadaan
tanaman dan tingkat serangan hama.
11. Pada
serangan hama seperti gulma cukup dibersihkan dengan mencabutnya.
12. Penyiraman
dilakukan setiap hari, kecuali hari hujan.
13. Penyulaman
dilakukan seminggu setelah tanam. Hitung tanaman yang muncul, kemudian tanaman
yang tidak tumbuh disulam (disusul tanam)
14. Penyiangan
dan pembumbunan dilakukan setiap minggu pada umur kacang lebih dari satu bulan,
pada saat penyiangan dilakukan terus pembubunan.
15. Pemanenan
dilakukan pada saat tanaman berumur 100-120 hari dengan ciri daun sudah
menguning dan sebagian sudah mulai berguguran, batang mulai kering dan polong
keras dan telah berisi penuh
PENGAMATAN
Pilih tanaman secara acak (10
tanaman sampel), kemudian beri tanda dengan ajir. Tanaman yang dipilih tidak
boleh digaris pinggir dan bukan tanaman diujung baris, kemudian 10 tanaman
tersebut dijadikan sampel diukur setiap minggu pertumbuhannya.
Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif
1. Diukur
tinggi tanaman setiap minggu hingga selesai fase vegetatif.
Diukur mulai dari permukaan tanah
yang sudah diberi tanda sampai ke titik tumbuh tertinggi dari setiap sampel.
2. Dihitung
jumlah daun (bukan anak daun), jumlah cabang tiap rumpun.
3. Dihitung
jumlah bunga, dicatat saat bunga mulai muncul dan waktu saat 75% tanaman telah
berbunga. Dihitung jumlah ginofor (1 minggu setelah 75% berbunga).
4. Dihitung jumlah polong bernas, polong kosong,
dan ditimbang bobot masing-masing polong dari tanaman contoh. Berapa persen
yang bernas dan berapa persen yang cipo (kosong).
5. Ditimbang berangkasan segar tanaman contoh.
6. Ditimbang hasil tanaman tiap petak (dikurangi
tanaman pinggir dan ujung baris) hitung berapa jumlah polong tiap kilogram,
berapa hasil petak bersih.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Pengamatan
a. Tabel 1. Potensi Tumbuh Benih
(diamati satu minggu setelah tanam)
Perlakuan
|
Blok I
|
B1P3
|
68 %
|
Jumlah
|
68 %
|
Rata-rata
|
68 %
|
b.
Tabel 2. Tinggi Tanaman (minggu ketiga setelah tanam)
Perlakuan
|
T 1
|
T 2
|
T 3
|
T 4
|
T 5
|
Jumlah
|
Rata2
|
|
B1P3
|
18
|
17
|
17
|
11
|
13
|
76
|
15,2
|
c.
Tabel 2.1 Jumlah Daun (minggu ketiga setelah tanam)
Perlakuan
|
T 1
|
T 2
|
T 3
|
T 4
|
T 5
|
Jumlah
|
Rata2
|
|
B1P3
|
10
|
7
|
7
|
6
|
4
|
34
|
6,8
|
d.
Tabel 3. Tinggi Tanaman (minggu keempat setelah tanam)
Perlakuan
|
T 1
|
T 2
|
T 3
|
T 4
|
T 5
|
Jumlah
|
Rata2
|
|
B1P3
|
19
|
16
|
16
|
13
|
14
|
78
|
15,6
|
e.
Tabel 4. Tinggi Tanaman (minggu kelima setelah tanam)
Perlakuan
|
T 1
|
T 2
|
T 3
|
T 4
|
T 5
|
Jumlah
|
Rata2
|
|
B1P3
|
21
|
18
|
20
|
20
|
22
|
101
|
20,2
|
f.
Tabel 4.1 Jumlah Daun (minggu kelima setelah tanam)
Perlakuan
|
T 1
|
T 2
|
T 3
|
T 4
|
T 5
|
Jumlah
|
Rata2
|
|
B1P3
|
11
|
9
|
9
|
8
|
8
|
45
|
9
|
g.
Tabel 5. Tinggi tanaman (minggu keenam setelah tanam)
Perlakuan
|
T 1
|
T 2
|
T 3
|
T 4
|
T 5
|
Jumlah
|
Rata2
|
|
B1P3
|
23
|
22,5
|
24
|
23
|
25
|
117,5
|
23,5
|
Pengamatan Saat Panen (Kacang Tanah)
a. Tabel
1. Jumlah Polong Bernas (gram)
Perlakuan
|
Blok I
|
Blok II
|
Blok III
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
B1P3
|
39
|
19
|
37
|
95
|
18
|
b.
Tabel 2. Jumlah Polong Kosong (gram)
Perlakuan
|
Blok I
|
Blok II
|
Blok III
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
B1P3
|
3
|
8
|
10
|
21
|
4.2
|
c.
Tabel 3. Bobot Berangkasan Segar Tanaman Sample (gram)
Perlakuan
|
Blok I
|
Blok II
|
Blok III
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
B1P3
|
200 g
|
160 g
|
140 g
|
500 g
|
166.66 g
|
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan diatas, maka
dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel hasil pengamatan Kelas 3 kelompok
2, potensi tumbuh benih (diamati satu minggu setelah tanam) adalah B1P3 = 68%,
sehingga total dari potensi tumbuh benih adalah 68% maka dapat diperoleh nilai
rata- rata sama yaitu 68%.
Pada saat pemanenan kacang tanah,
maka kacang tanah memiliki hasil yang bagus sehingga jumlah polong bernas hasil
pengamatan Kelas 3 kelompok 2 adalah Blok I = 39 gram, Blok II = 19 gram, dan
Blok III = 37 gram, sehingga dapat diperoleh totalnya adalah 95 gram, dengan
rata-ratanya 18 gram. Sedangkan jumlah polong kosong hasil pengamatan Kelas 3
kelompok 2 adalah Blok I = 3 gram, pada Blok II = 8 gram, dan Blok III =
10 gram, maka dapat diperoleh nilai totalnya adalah 21 gram, sehingga rata-ratanya
4,2 gram.
Sedangkan pada penghitungan bobot
berangkasan segar pada tanaman sampel tidak memuaskan. Dikarenakan pada setiap
sampel memiliki total jumlah yang hanya mencapai 200 gram angka tertinggi yaitu
dengan penjabaran Blok I = 200 gram, Blok II = 160 gram, dan Blok III = 140
gram. Sehingga mendapatkan jumlah dari seluruh sampel adalah 500 gram. Jumlah
total rata-rata pada semua sampel mencapai 166,66 gram. Kemudian pada table
hasil per bedeng tanaman pinggir tidak ada
Penggunaan
benih bermutu merupakan syarat utama dalam pengembangan setiap komiditi yang di
usahakan (kamil, 1985). dari segi benih,jumlah benih per lubang juga harus di
perhatiakan dalam budidaya tanaman kacang tanah. Jumlah benih yang terlalu
berlebihan per lubang tidak akan memberikan hasil yang optimal.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan dan sample data yang diperoleh dari praktik kerja lapangan yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Makin
banyak kita tanam benih pada setiap lubang maka akan membuat tanam sesak pada
masa pertumbuhan dan menyebabkan hasil yang tidak maksimal.
2.
Dengan
pemberian pupuk buatan (urea, kcl, dan tsp) tidak menambah hasil produksi,
malah pada tanpa pemberian pupuk lebih banyak hasil produksi yang didapat.
3.
Potensi
tumbuh benih diamati satu minggu setelah tanam didapatkan hasil 68 % setiap
datanya.
4.
Jumlah
polong bernas pada saat panen yaitu 39 dari Blok I, 19 dari Blok II dan 37 dari
Blok III. Sedangkan jumlah polong kosong adalah Blok I = 3, Blok II = 8 dan
Blok III = 10.
5.
Sama
halnya dengan pemberian pupuk, pada perlakuan B1 P3 jumlah polong bernas dan
polong kosong lebih sedikit dibandingkan pada perlakuan yang lain. Tetapi beda
halnya di bobot berangkasan segar tanaman sampel, makin banyak benih yang di
tanam pada setiap lubang maka makin berat bobot segarnya.
2.
Saran
· Dalam
pengamatan terutama pengukuran dan perhitungan berat tanaman hendaknya
dilakukan satu orang saja yang mengukur dan satu orang lagi yang menulis di
modul agar tidak terjadi distorsi.
· Pengaturan
jumlah populasi lebih baik satu tanaman, dalam menanam jangan terlalu banyak
populasi dan jarak tanam jangan terlalu sempit atau rapat.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustia,
D. 2011. “Pengaruh Lama Penyimpanan Urea
Di Bulk Storage Terhadap Kadar Amoniak Bebas Pada PT. Pupuk Iskandar Muda”
(Skripsi). FMIPA USU. Medan.
Purwono. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sirait, E. M. 2010. “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Urea Dengan Bahan Baku Gas
Sintesis Dengan Kapasitas 120.000 Ton/Tahun” (Skripsi). FT USU. Medan.
Rukmana, H.R.
2010. Usaha Tani Jagung. Kanisius.
Jakarta
Gardner,
P. Franklin, R. Brent Pearce, Roger L., Mitchell. 1995. Physiologi of Crop Plants. The
Iowa State University Press. USA.
Wibawana, A. 2005. “Uji Karakteristik Pada Beberapa Varietas
Kacang Tanah (Arachis hypogeal L.)”
(Skripsi). FP USU. Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar