Minggu, 06 Maret 2016

Makalah Komunikasi dan Informasi Pertanian

Makalah Komunikasi dan Informasi Pertanian



KOMUNIKASI PERTANIAN DALAM PENYULUHAN MANFAAT SIRIH



Disusun oleh :
DESILIA MARTINDA
1405101050082



 





JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2015






KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”KOMUNIKASI PERTANIAN DALAM PENYULUHAN MANFAAT SIRIH”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah komunikasi penyuluhan dalam pertanian yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan komunikasi yang baik dalam memanfaatkan teknologi informasi terutama yang menggunakan internet dan teknologi masa kini sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Komunikasi dan Informasi Pertanian
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.


Darussalam, 29 Desember 2015
Penyusun





DARTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................   2
DAFTAR ISI..........................................................................................................   3
I.         PENDAHULUAN.....................................................................................   4
1.1. Latar Belakang.....................................................................................   4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................   5
1.3. Tujuan Penyuluhan..............................................................................   5

II.      TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................   6

III.   PEMBAHASAN........................................................................................   8
1.1. Sirih, Khasiat Si Tanaman Merambat..................................................   8
1.2. Penyuluh Junjung Sirih Mengkaji Vertikultur.....................................   9
1.3. Hasil Wawancara Dengan Warga Setempat........................................   9
1.4. Nilai Ekonomis dalam Tanaman Sirih Merah......................................   11

IV.   KESIMPULAN..........................................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................   14











I.       PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan luar negeri. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian seharusnya menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang utama. Sektor pertanian pada saat ini, kurang berkembang dikarenakan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh petani sangat rendah, teknologi yang digunakan juga sangat sederhana sehingga dalam mengelola lahan pertanian kurang dalam memproduksi hasil pertanian yang berkualitas. Seorang petani sangat membutuhkan penyuluh yang dapat memberikan infomasi melalui kegiatan penyuluhan mengenai cara perbaikan lahan pertanian dengan berbagai teknologi modern yang akan diperkenalkan kepada petani agar petani dapat menggunakan teknologi baru tersebut untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan pertanian. Adapun arti dari penyuluhan yaitu proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas.
Secara garis besar, yang menjadi dasar dari penyuluhan dan komunikasi pertanian, dapat digolongkan menjadi tiga bagian. Pertama adalah penyuluhan dan komunikasi pertanian sebagai proses pendidikan, kedua adalah penyuluhan dan komunikasi pertanian sebagai proses yang demokrasi, dan yang ketiga adalah penyuluhan dan komunikasi pertanian sebagai proses yang terus–menerus.
Penyuluhan dan komunikasi pertanian harus mampu menyelesaikan masalah–masalah yang sedang dihadapi petani di pedesaan. Mulai dari masalah yang menyangkut proses produksi, masalah pemasaran hasil pertanian yang efisisen hingga masalah - masalah kehidupan petani lainnya.
Proses demokrasi pada penyuluhan dan komunikasi pertanian bukanlah paket resmi dari pemerinntah yang mesti ditelan mentah–mentah oleh petani. Di sini petani diberi kebebasan untuk mengikuti proses penyuluhan pertanian. Petani juga diberi kebebasan untuk menyelenggarakan kegiatan usaha tanianya.
Penyuluhan dan komunikasi pertanian dapat diartikan dengan usaha yang tak kenal waktu, tanpa batas dan tanpa hambatan dengan mengggunakan media komunikasi baik verbal maupun non verbal.. Penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan sepanjang masa. Penyuluhan pertanian dapat di tempuh oleh semua kalangan. Dan yang lebih penting lagi, penyuluhan pertanian mutlak dijadikan kebutuhan, tantangan, dan harapan dalam menata masa datang. penyuluhan kurang efektif apabila tidak ada media komunikasi yang dapat mendukung dalan penyuluhan pertanian.
Seorang mahasiswa Fakultas Pertanian perlu mengetahui kegiatan dalam lingkup pertanian yaitu melalui mengikuti bagaimana berlangsungnya kegiatan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian agar dapat menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa jika nantinya akan menjadi seorang penyuluh. Melalui peningkatan cara penyuluhan akan semakin banyak petani yang melakukan dan menerapkan  informasi yang telah diterimanya melalui kegiatan penyuluhan. Melalui kegiatan praktikum yang dilaksanaan mahasiswa pertanian, sehingga nantinya dapat dihasilkan penyuluh yang berkualitas, yang memberikan banyak informasi penting mengenai cara bercocok tanam kepada pertanian sehingga petani dapat meningkatkan produksi hasil pertanian untuk mensejahterakan masyarakat petani dan melalui peningkatan hasil usaha tani akan meningkatkan pendapatan bagi Negara melalui eksport beras ke luar negeri. Bagi mahasiswa Fakultas Pertanian pada khususnya, dilaksanakan untuk meningkatkan wawasan dan informasi mengenai kegiatan penyuluhan pertanian.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
  1. Apa itu sirih dan bagaimana seorang penyuluh dapat mentalurkan ilmunya agar dapat diterima baik oleh masyarakat ?
  2. Apa yang perlu dimiliki oleh subjek penyuluhan sehingga komunikasi penyuluhan efektif?
  3. Bagaimana seorang penyuluh mengolah pesan yang ingin disampaikan agar makna yang dimaksud penyuluh sama dengan makna yang dimaksud oleh subjek penyuluh (petani)?
  4. Bagaimana nilai ekonomis sirih agar bisa bermanfaat selain untuk obat herbal dan tradisional ?

1.3. Tujuan Penyuluhan
1.    Memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian.
2.    Agar mahasiswa memperoleh pengayakan pengalaman belajar tentang penyuluhan dan komunikasi pertanian diluar perkuliahan.
3.    Memberikan pengalaman kepada mamhasiswa untuk mampu melakukan analisis sintesis dan evaluasi tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian dibanding dengan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan.



II.    TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi administrasi penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah pertama, administrasi personalia yang meliputi manajemen personalia, personalia dinas penyuluhan pertanian,  kualifikasi dan fungsi personel penyuluhan, jumlah penyuluh yang diperlukan, tenaga-tenaga penunjang, dan kelompok-kelompok sukarela. Kedua, kemudahan dan perlengkapan bagi penyuluh pertanian. Ketiga, pengelolaan keuangan, hal yang terkaitan dengan sumber dana hendaknya dapat diupayakan sumber-sumber investasi dari instansi atau lembaga pemerintah, kerjasama dengan pihak swasta yang berkepentingan dengan kegiatan penyuluhan serta sumber-sumber yang dapat digali dengan swadaya. Keempat, pelaporan dan evaluasi, dan yang terakhir adalah hubungan dengan lembaga-lembaga lain (Mardikanto, 2003).
Para penyuluh dalam pengenalan wilayah kerja penyuluhan, perlu mempertimbangkan kondisi daerah pelaksanaan penyuluhan, antara lain, Musim, pada musim kemarau tiap daerah berbeda-beda keadannya, ada yang panas sekali, ada yang tidak terlalu panas, ada daerah yang tidak bisa ditanami apa-apa, sebaliknya ada juga daerah yang justru pada musim kemarau akan lebih menguntungkan jika digunakan sebagai tempat usaha tani. Kedua, Keaadaan Usaha Tani, musim sangat erat hubungannya dengan keadaan usaha tani, maka keadaan usaha tani suatu daerah turut mempengaruhi pemilihan metode penyuluhan. Dan yang tidak kalah penting adalah Keadaan Lapangan, keadaan lapangan seperti topografi, jenis tanah, sistem pengairan serta sarana perlu juga dipertimbangkan. Contoh: untuk perkampungan yang letaknya terpisah-pisah maka kegiatan penyuluhannya akan lebih efektif dilakukan di tempat tinggal petani atau di lahan usaha taninya (Effendi, 1986).
Penelitian terhadap tanaman sirih merah sampai saat ini masih sangat kurang terutama dalam pengembangan sebagai bahan baku untuk bio-farmaka. Selama ini pemanfaatan sirih merah di masyarakat hanya ber-dasarkan pengalaman yang dilaku-kan secara turun temurun dari orang tua kepada anak atau saudara ter-dekat secara lisan. Di Jawa, ter-utama di Kraton Jogyakarta, tanam-an sirih merah telah dikonsumsi sejak dahulu untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Bedasarkan pengalaman suku Jawa tanaman sirih merah mempunyai manfaat me-nyembukan penyakit ambeien, ke-putihan dan obat kumur, alkaloid di dalam sirih merah inilah yang berfungsi sebagai anti mikroba (Slamet, 2009)
Secara umum pada pasal 22 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang SP3K menyatakan; (1) program penyuluhan pertanian disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan pertanian yang mencakup pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya untuk memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian dan ayat (2) ; Program penyuluhan pertanian sebagaimana dimaksud ayat (1) harus terukur, realistis, demokratis, dan bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya penyuluh pertanian dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani dan pelaku usaha pertanian (Deptan, 2006). 
Aplikasi teknologi komunikasi dalam bidang pertanian memberikan hasil yang cukup baik. Radio dan tv lebih tetap untuk mencapai banyak orang dengan cepat dengan ide yang cukup sesderhana. Media cetak efektif utamanya bagi penduduk yang bisa baca tulis, dengan dukungn grafis dan bahan terdokumentasi, pembaca lebih leluasa. Elektronik media (radio, tv, komputer, satelit) dapat dikategorikan sebagai teknologi komunikasi baru (Arip, 2009).
Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan prioritas Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014, yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, percepatan penganekaragaman pangan dan pegawasan keamanan pangan segar sesuai dengan karakteristik daerah. Pembangunan Ketahanan Pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemikinan, sebagai perwujudan pembangunan social, budaya dan ekonomi sebagai bagian pembangunan nasional (Suriatna, 2005)
Guna lebih meningkatkan peran sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, andal serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis, sehingga pelaku pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan tersebut mampu membangun usaha dari hulu sampai hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, untuk mewujudkan hal tersebut diataspemerintah berkewajiban menyelenggarakan penyu;luhan di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan (Herbenu, 2007)
System kerja LAKU ( Latihan Dan Kunjungan / Trainning And Visit ) yang diterapkan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian, telah di laksanakan di Indonesia sejak tahun 1976 melalui Proyek Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan ( National Food Crops Extension Project/ NFCEF). System kerja LAKU mengalami perluasan baik perluasan wilayah maupun komoditinya. Sejalamn dengan itu proyel NFCEP diganti dengan NAEP (National Agricultural Extesion Project) (Swanson, 1984).
Penggolongan berdasarkan indera penerima adalah metoda-metoda yang dilakukan dengan jalan melihat, misalnya pesan yang tertulis, pesan yang bergambar, pesan yang terproyeksi : seperti film/slide tanpa penjelasan vocal atau bisu. Metode-metode yang disampaikan melalui pendengaran, misalnya siaran pedesaan melalui radio/TV, hubungan telepon, pidato, ceramah, rapat (Julianto, 2009).




III.      PEMBAHASAN

1.1.      Sirih, Khasiat Si Tanaman Merambat

Piper betle L., begitu nama latin dari Sirih. Tanaman multiguna yang termasuk primadona dalam dunia medis ini. Sirih sendiri tergolong tumbuhan merambat. Daun Sirih berwarna hijau tua, sedang daun mudanya berwarna sedikit kekuningan. Tata letak daun berselang seling tersebar dengan tangkai daun penunmpu yang cepat rontok. Buahnya buni dengan ujung bebas dan membulat, sedangkan bijinya berbentuk lingkaran. Tanaman ini kerap dipakai sebagai tanaman pagar. Tanaman ini tampil merambat dengan sangat indah.
Di luar dari pada itu, Sirih sendiri merupakan tanaman obat yang mempunyai ragam khasiat. Daunnya sendiri mengandung minyak penguap (volatile fatty acid, candinen, chavicol, augeno metil eter, caryophylen dan etilbrenzcarthecin. Khasiat tanaman ini sebagai disinfektan yakni dengan merebus daunnya. Air rebusan tersebut dapat digunakan untuk mencuci vagina yang terkena infeksi.
Selain itu Sirih juga dikenal sebagai obat mimisan yang daunnya langsung disumbatkan pada hidung yang sedang mimisan. Sirih snediri juga bisa digunakan sebagai obat bisul. Daun yang ditumbuk dengan penamabahan sedikit garam dapat dioleskan pada bisul tersebut.

Sirih Merah
Dalam Dunia kesehatan , sirih umumnya termasuk sirih merah memiliki multifungsi untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Hal ini di percayai karena dalam sebuah penelitian mendapatkan bahwa banyak zat-zat yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit. Sirih merah sebagai tanaman obat multi fungsi.
Sejak jaman dahulu tanaman Sirih Merah telah diketahui memiliki berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, selain itu sirih merah memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi. Sirih merah digunakan sebagai salah satu bagian pen-ting yang harus disediakan dalam setiap upacara adat ”ngadi saliro”. Air rebusannya yang mengandung antiseptik digunakan untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan me-nyembuhkan penyakit keputihan serta bau tak sedap.
Selain bersifat antiseptik sirih merah juga bisa dipakai mengobati penyakit diabetes, dengan meminum air rebusan sirih merah setiap hari akan menurunkan kadar gula darah sampai pada tingkat yang normal. Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak diderita orang dan sangat mematikan, dapat disembuh-kan dengan menggunakan serbuk atau rebusan dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat menunjukkan bahwa sirih merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain itu juga dapat menyem-buhkan penyakit hepatitis. Sirih Merah dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam urat, kencing manis, maag dan kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal senter yang ada di Jogyakarta, di mana pasiennya yang berobat sem-buh dari diabetes karena meng-konsumsi teh herbal sirih merah. Sirih merah juga sebagai obat luar dapat memperhalus kulit. Secara empiris diketahui tanaman sirih merah dapat menyembuhkan penyakit batu ginjal, kolesterol, asam urat, serangan jantung, stroke, radang prostat, radang mata, masuk angin dan nyeri sendi.

1.2.      Penyuluh Junjung Sirih Mengkaji Vertikultur
Budidaya sayuran dilahan pekarangan bukanlah hal yang baru bagi masyarakat petani maupun para petugas pertanian. Budidaya dilahan pekarangan tersebut berbeda dengan dilahan pertanian umum karena lahan yang relatif sempit. Sehingga model yang cocok digunakan pada kondisi demikian adalah model budidaya vertikal atau dikenal dengan istilah vertikultur. 
Topik mengenai vertikultur tersebut dirasa cukup penting untuk diangkat pada kegiatan Training Penyuluh di BPK Junjung Sirih Kabupaten Solok. Tepatnya pada tanggal 20 Agustus 2015, para penyuluh bersepakat untuk bersama-sama menghadiri mengkajian tentang vertikultur. Tidak ketinggalan rekan-rekan kerja dari UPTD juga berkenan hadir, yaitu Bapak Edison, S.PKP (Kepala UPTD) dan Bapak Adru Dolof, SH (Kepala TU). Sementara dari pihak kabupaten, dihadiri oleh Bapak Ir. Abizar sekaligus sebagai narasumber kegiatan dan Slamet Muharmoko, SP, M.Si selaku penyuluh pendamping di Kecamatan Junjung Sirih.
Acara dimulai dengan pembukaan yang disampaikan langsung oleh Bapak Firmandaus, S.PKP, selaku Koordinator Penyuluh Kecamatan Junjung Sirih. Sekaligus memberikan pengantar dengan menyampaikan kondisi terkini seputar kepenyuluhan dilapangan serta hal-hal yang menyertainya. Termasuk juga sebagian penyuluh nagari, seperti Bapak Suyitno yang turut memaparkan beberapa keadaan di Nagari Paninggahan serta terkait permasalahan-permasalahannya.
Selanjutnya pada acara inti disampaikan topik dengan cukup sistematis dan atraktif oleh narasumber. Dimulai dengan penyampaian seputar pendahuluan dan tujuan pentingnya dilakukan budidaya secara vertikal di lahan pekarangan, juga disampaikan secara praktis seputar operasionalisasi pembuatan vertikultur tersebut. Penjelasan-penjelasan dilakukan dengan beberapa variasi penjelasan tertulis dengan beberapa gambar-gambar faktual yang telah dilakukan dibeberapa tempat. Kemudian sebagai tambahan juga disampaikan tentang budidaya sayuran secara organik, agar dapat dipadukan penerapannya dengan model vertikultur.

1.3.      Hasil Wawancara Dengan Warga Setempat
Hasil Wawancara dengan Ibu Rahmi, S.P.
Ibu Rahmi adalah penyuluh yang berkegiatan dalam bidang pertanian. Beliau melakukan penyuluhan di Kecamatan Dewantara, Gampong Paloh Lada dan UT. Gelingang. Ibu Rahmi telah melakuan banyak kegiatan penyuluhan di berbagai wilayah kerja nya, sebagai contoh beliau telah menyuluh di Gapoktan Sapue Pakat. Sedangkan Gapoktan Sapue Pakat terdiri dari berbagai kelompok tani yaitu, kelompok tani Cut Bukit, Glp. Tunong, Ranup Sigipu, dan Mandat Bersatu.
Salah satu materi yang di sampaikan Beliau adalah tentang “Pemanfaatan Perkarangan Rumah”. Ibu Rahmi berkata, “Sebenarnya pada umumnya semua masyarakat (petani) memiliki perkarangan rumah yang masih kosong dengan kata lain tidak dimanfaatkan. Padahal perkarangan rumah dapat di ubah menjadi lahan hijau yang bermanfaat”. Dengan memanfaatkan perkarangan rumah paling tidak petani dapat memenuhi kebutuhan rumah tnagganya sendiri dengan menanam tanaman yang menjadi kebutuhan sehari-hari, misalnya ; bayam, kangkung, cabai dan tanaman lainnya. Karena sulitnya petani untuk diajak dalam menfaatkan perkarangan rumahnya, ini menjadi suatu sumber permasalahan bagi buk Rahmi sebagai penyuluh.
Beranjak dari permasalahan ini buk Rahmi berupaya untuk terus mengajak petani untuk menanam tanaman yang menjadi kebutuhan petani tersebut, misalnya seperti yang disebutkan diatas. Ternyata buk Rahmi menemukan suatu permasalahn yang membuat petani enggan dalam melakukan yang beliau anjurkan. Petani hanya mau melakukan kegiatan tersebut apabila adanya bantuan dari pemerintah dalam hal tersebut misalnya, bantuan benih, pupuk, pestisida dan faktor usahatani lainnya. Keluhan petani tentang bantuan tersebut buk Rahmi bawa ke Kantor BP3K Ulee Nyeu untuk bahan diskusi dikantor. Setelah para penyuluh melakukan diskusi, akhirnya mendapat jawaban atas permasalahan tersebut, dengan solusi memberikan bantuan benih untuk para petani. Dengan membawa bantuan bibit tersebut buk Rahmi melakukan penyuluhan kepada pengetrap dini yang mudah menerima inovasi baru dan buk Rahmi memberikan pengetahuan kepada orang-orang yang berpengaruh di Desa tersebut.
Buk Rahmi dalam kegiatan penyuluhan mengunakan metode diskusi. Metode ini digunakan buk Rahmi untuk berdiskusi secara langsung dengan petani, agar permasalahn yang dihadapi oleh petani dapat di pahami secara langsung, dan metode ini dinilai buk Rahmi lebih efektif dalam memecahkan masalah. Diskusi ini berisi tanya-jawab petani dengan penyuluh, dan jika apabila buk Rahmi mendapati pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya secara langsung maka pertanyaan tersebut di bawa ke forum diskusi penyuluh, dan jawaban yang didapat buk Rahmi akan di sampaikan ke petani yang mendapatkan permasalahan tersebut.

Hasil Wawancara dengan Ibu Zuraidah, S.Hut.
Ibu Zuraidah, S.hut. adalah penyuluh petanian yang bergerak dibidang kehutanan. Beliau melakukan penyuluhan di Kecamatan Banda Baro, Gampong Paya Dua. Beliau melakukan penyuluhan di Gapoktan Gigue Tani, yang terdiri dari kelompok tani, Harapan Tani, Mitra Tani, Sumber tani, dan Mekar Tani.
Ibu Zuraidah menjelaskan tentang bagaimana prosedur penyuluhan, kinerja penyuluh, dan apa itu penyuluhan. Penyuluh yang baru memulai pekerjaan nya sebagai penyuluh pertanian, harus melapor ke Geucik desa yanag akan disuluhnya terlebih dahulu. Kemudian penyuluh mulai berkomunikasi dengan Geucik dan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh di desa yang dia suluh untuk membangun komunikasi yang baik (positif). Setelah itu baru mulai menyanyakan tentang pertanian yang tersedia di desa untuk dapat mengembangkan sistem pertaniannya agar menjadi pertanian yang maju, dengan mengindentifikasi masalah-masalah yang di hadapi para petani dalam usahataninya.  Setelah melakukan identifikasi masalah-masalah yang ada, penyuluh mengumpulkan rencana program tahunan penyuluh atau yang disebut sebagai RKTP, dan penyuluh membuat kunjungan dua minggu sekali dan membuat hasil kunjungan.
Dikantor BP3K Ulee Nyeu terdapat 3 kementrian yaitu Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Sebelum disebut sebagai kantor BP3K, kantor penyuluhan disebut sebagai BPP (Badan Penyuluh Pertanian). Sedangkan di kantor Ulee Nyeu penyuluh lebih sering melakukan penyuluhan pada tanaman pangan yaitu komoditi padi. Karena pada kecamatan Banda Baro masyarakat petani menanam padi. Namun, masalah yang terjadi pada penyuluh adalah kurangnya sarana dan prasarana, misalnya kendaraan yang tidak tersedia untuk penyuluh, alat komunikasi yang tidak dimiliki masyarakat petani sehingga sulit untuk berkomunikasi via telepon. Kemudian buk Zuraidah juga mengatakan dengan adanya penyuluh, petani memberikan respon yang positif terhadap penyuluh yang datang, sebenarnya sikap petani dalam menyambut seorang penyuh tergantung dengan cara penyuluh itu masuk kedesanya, misalnya seorang penyuluh harus tau adat-istiadat daerah yang disuluh sehingga tau bagaimaca cara menyampaikan informasi ke petani, agar petani dapat meresponnya dengan baik.

1.4.      Nilai Ekonomis dalam Tanaman Sirih.
Berdasarkan potensi dan prospeknya, maka inovasi pengembangan budidaya tanaman sirih sungguh menjanjikan dalam upaya mengakselerasikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.  Itulah sebabnya, pengembangan tanaman kluster sirih berbasis Iptek merupakan salah satu alternatif yang terus diintensifkan pada masa mendatang di Jawa Tengah, baik menyangkut upaya kreatif melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), finansial, fasilitasi jejaring dan kemitraan, serta manajemen usaha menuju pemberdayaan ekonomi rakyat. Demikian dikemukakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Jawa Tengah Ir. Agus Wariyanto, SIP, MM pada saat mengunjungi embrio kluster sirih di Dukuh Penjalinan, Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Kegiatan yang juga dikemas sekaligus dengan sarasehan tersebut diikuti oleh 100 peserta kelompokm wanita tani (KWT) meliputi unsur perguruan tinggi, SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten Boyolali, serta para peneliti.
Menurut motivator pengembangan tanaman sirih di Jateng, Drs Sadiman Al Kundarto selaku Ketua Organisasi Sosial (Orsos) “Lembaran Mas Murni” Jateng bahwa beberapa bulan terakhir gencar membudidayakan tanaman sirih, alasannya komoditas tersebut  memiliki daya saing nilai ekonomi tinggi.  Daun dan batang tanaman tersebut, bisa menghasilkan berbagai jenis obat yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurutnya, Pemerintah Jateng melalui pendampingan Balitbang mulai mengembangkan tanaman sirih pada tahun 2012.  Untuk sementara, daerah yang telah mulai menanam hingga berhasil panen antara lain, Rembang, Cilacap, Batang, Pemalang dan Klaten.  Tanaman sirih memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga bisa mengangkat ekonomi di wilayah Jateng.  Saat ini, jenis tanaman yang dikembangkan adalah sirih hijau.  Pasalnya, jenis sirih itu lebih mudah perawatannya dan tidak mudah terserang hama penyakit.
Tanaman sirih bisa hidup di berbagai jenis tanah di Indonesia.  Ketinggian tanah mulai dari 0 meter hingga 800 meter dari permukaan air laut.  Saat ini baru ada 11 negara yang mulai mengembangkan tanaman itu.  Kebutuhan daun sirih masih belum tercukupi.  Secara nasional dari kebutuhan minyak sirih 2.000 liter per bulan baru tercukupi 115 liter per bulan.  Hal itu karena pasokan dari petani masih minim.  Di Jateng, pasokannya baru sekitar 1 ton per minggu.  Padahal, kebutuhannya mencapai 56 ton perhari. Peluang untuk mengembangkan agribisnis sirih masih sangat terbuka luas.  Secara ekonomi, harga daun sirih saat ini antara Rp 1.200 per kilogram hingga Rp 1.500 per kilogram.  Sirih mempunyai efek farmakologi antiradang, sehingga bisa digunakan untuk meredakan batuk, merangsang saraf pusat, meredakan sifat mendengkur.  Sifat kimiawinya, bisa menimbulkan rasa hangat dan pedas.
Direktur Utama CV Aura Jaya Mandiri Empowerment  yang juga hadir menyatakan bahwa daun sirih mempunyai banyak khasiat untuk mencegah gangguan kesehatan dan mengobatai penyakit tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas ini dapat membantu menyembuhkan mata minus.  Daun sirih mengandung minyak atsiri, yaitu kadinen, kavikol, sineol, eugenol dan karvakol.  Minyak atsiri dari daun sirih ini mengandung seskuiterpen, pati, diatase, gula, dan zat samak yang mempunyai daya mematikan kuman, antioksidan, dan antijamur.  Kandungan zat antiseptik pada seluruh bagiannya dapat mengangkat  kotoran di mata dan mengurangi mata pedih.



IV.    KESIMPULAN

Dari wacana diatas, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1.    Arah kebijaksanaan Pemerintah dalam pembangunan pertanian adalah membangaun sistem-sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dan pasar dengan menempatkan swasembada pangan khususnya beras, jagung dan kedelai serta dengqan menganekaragamkan menu pangan non beras.
2.    Daun sirih merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan sebagai bahan dasar berbagai obat-obatan dan bisa menyembuhakan bronkitis, diare, mimisan dan sakit gigi.
3.    Basis pertanian bertumpu pada aspek produksi, konsumsi serta distribusi dengan jalan memberdayakan masyarakat pertanian sehingga dapat tercapai pertanian yang tangguh, mandiri menuju agroindustri.
4.    Tingkat kelembagaan penyuluhan pertanian di Indonesia ada 5 tingkatan, yaitu dari tingkat nasional ada Badan Pengembangan SDM, di tingkat provinsi ada Badan Koordinasi Penyuluh, di tingkat kabupaten / kota ada Badan Pelaksana Penyuluh, di tingkat kecamatan terdapat Balai Penyuluhan Pertanian dan di tingkat desa terdapat Pos Penyuluhan Desa.
5.    Sirih merah biasa ditemui di hutan yang tidak terlalu rapat ekosistemnya. Sirih merah kaya akan kandungan  minyak terbang (betiephenol), atsiri, seskuiterpen, pati, hidroksikavikol, kavibetol, allylprokatekol, tanin, diastase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, aktioksidasi dan fungisida, anti jamur.
6.    Tanaman sirih memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga bisa mengangkat ekonomi di beberapa wilayah di Indonesia.  Saat ini, jenis tanaman yang dikembangkan adalah sirih hijau.  Pasalnya, jenis sirih itu lebih mudah perawatannya dan tidak mudah terserang hama penyakit.





DAFTAR PUSTAKA

Arip. 2009. Alat Peraga Penyuluh Pertanian. http://masarip.blog.friendster.com/category/bahan-mgajar.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2010.
Deptan 2006. Modul Pendidikan dan Pelatihan Penyuluh Pertanian. www.deptan.go.id/bpsdm/stpp-magelang/download/alih_metod_pp.pdf.
Effendi, Onong U. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remadjakarya.
Herbenu. 2007. Pengembangan Sumberdaya Petugas Penyuluh Lapangan PPL Pertanian Guna Menghadapi Persaingandan Meraih Peluang Kerja Vol. 3 No.1.Jurnal Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian.
Mardikanto, Totok. 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pembangunan, dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. Bogor : IPB Press University.
Slamet Mulyana. 2009. Teori Difusi Inovasi . http://www.wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/. Diakses 15 Juni 2009.
Suriatna, Sumardi. 2005. Metode Penyuluh Pertanian. Jakarta : Mediatama Sarana Perkasa.
Swanson, Burton E. 1984. Agricultural Extension. Rome : FAO

1 komentar:

  1. Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada layanan pendanaan lemeridian dan membuat orang tahu betapa bersyukurnya saya atas semua bantuan yang telah Anda dan staf tim Anda berikan dan saya berharap untuk merekomendasikan teman dan keluarga jika mereka membutuhkan saran atau bantuan keuangan @ 1,9% Tarif untuk Pinjaman Bisnis. Hubungi Via:. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. Terus bekerja dengan baik.
    Terima kasih, Busarakham.

    BalasHapus