Makalah
Komunikasi dan Informasi Pertanian
KOMUNIKASI
PERTANIAN DALAM PENYULUHAN MANFAAT SIRIH
Disusun
oleh :
DESILIA
MARTINDA
1405101050082
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
– BANDA ACEH
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”KOMUNIKASI PERTANIAN
DALAM PENYULUHAN MANFAAT SIRIH”.
Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman masalah komunikasi penyuluhan dalam pertanian yang sangat
diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan komunikasi yang baik dalam
memanfaatkan teknologi informasi terutama yang menggunakan internet dan
teknologi masa kini sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang
mengikuti mata kuliah “Komunikasi dan
Informasi Pertanian”
Meskipun
penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Darussalam, 29 Desember 2015
Penyusun
DARTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
I.
PENDAHULUAN..................................................................................... 4
1.1.
Latar Belakang..................................................................................... 4
1.2.
Rumusan Masalah................................................................................ 5
1.3.
Tujuan Penyuluhan.............................................................................. 5
II.
TINJAUAN
PUSTAKA........................................................................... 6
III.
PEMBAHASAN........................................................................................ 8
1.1.
Sirih, Khasiat Si Tanaman Merambat.................................................. 8
1.2. Penyuluh Junjung Sirih Mengkaji Vertikultur..................................... 9
1.3.
Hasil Wawancara Dengan Warga Setempat........................................ 9
1.4.
Nilai Ekonomis dalam Tanaman Sirih Merah...................................... 11
IV.
KESIMPULAN.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sektor pertanian sangat dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan luar negeri. Seperti
yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor
pertanian seharusnya menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang utama. Sektor
pertanian pada saat ini, kurang berkembang dikarenakan tingkat pendidikan yang
dimiliki oleh petani sangat rendah, teknologi yang digunakan juga sangat
sederhana sehingga dalam mengelola lahan pertanian kurang dalam memproduksi
hasil pertanian yang berkualitas. Seorang petani sangat membutuhkan penyuluh
yang dapat memberikan infomasi melalui kegiatan penyuluhan mengenai cara
perbaikan lahan pertanian dengan berbagai teknologi modern yang akan
diperkenalkan kepada petani agar petani dapat menggunakan teknologi baru
tersebut untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan pertanian. Adapun arti
dari penyuluhan yaitu proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan
upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan
produktivitas.
Secara garis besar, yang menjadi
dasar dari penyuluhan dan komunikasi pertanian, dapat digolongkan menjadi tiga
bagian. Pertama adalah penyuluhan dan komunikasi pertanian sebagai proses
pendidikan, kedua adalah penyuluhan dan komunikasi pertanian sebagai proses
yang demokrasi, dan yang ketiga adalah penyuluhan dan komunikasi pertanian
sebagai proses yang terus–menerus.
Penyuluhan dan komunikasi pertanian
harus mampu menyelesaikan masalah–masalah yang sedang dihadapi petani di
pedesaan. Mulai dari masalah yang menyangkut proses produksi, masalah pemasaran
hasil pertanian yang efisisen hingga masalah - masalah kehidupan petani
lainnya.
Proses demokrasi pada penyuluhan dan
komunikasi pertanian bukanlah paket resmi dari pemerinntah yang mesti ditelan
mentah–mentah oleh petani. Di sini petani diberi kebebasan untuk
mengikuti proses penyuluhan pertanian. Petani juga diberi kebebasan untuk
menyelenggarakan kegiatan usaha tanianya.
Penyuluhan dan
komunikasi pertanian dapat diartikan dengan usaha yang tak kenal waktu, tanpa
batas dan tanpa hambatan dengan mengggunakan media komunikasi baik verbal
maupun non verbal.. Penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan sepanjang masa.
Penyuluhan pertanian dapat di tempuh oleh semua kalangan. Dan yang lebih
penting lagi, penyuluhan pertanian mutlak dijadikan kebutuhan, tantangan, dan
harapan dalam menata masa datang. penyuluhan kurang efektif apabila tidak ada
media komunikasi yang dapat mendukung dalan penyuluhan pertanian.
Seorang mahasiswa Fakultas Pertanian
perlu mengetahui kegiatan dalam lingkup pertanian yaitu melalui mengikuti
bagaimana berlangsungnya kegiatan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian agar
dapat menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa jika nantinya akan menjadi
seorang penyuluh. Melalui peningkatan cara penyuluhan akan semakin banyak
petani yang melakukan dan menerapkan informasi yang telah diterimanya
melalui kegiatan penyuluhan. Melalui kegiatan praktikum yang dilaksanaan
mahasiswa pertanian, sehingga nantinya dapat dihasilkan penyuluh yang berkualitas,
yang memberikan banyak informasi penting mengenai cara bercocok tanam kepada
pertanian sehingga petani dapat meningkatkan produksi hasil pertanian untuk
mensejahterakan masyarakat petani dan melalui peningkatan hasil usaha tani akan
meningkatkan pendapatan bagi Negara melalui eksport beras ke luar negeri. Bagi
mahasiswa Fakultas Pertanian pada khususnya, dilaksanakan untuk meningkatkan
wawasan dan informasi mengenai kegiatan penyuluhan pertanian.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
- Apa itu sirih dan bagaimana seorang penyuluh dapat mentalurkan ilmunya agar dapat diterima baik oleh masyarakat ?
- Apa yang perlu dimiliki oleh subjek penyuluhan sehingga komunikasi penyuluhan efektif?
- Bagaimana seorang penyuluh mengolah pesan yang ingin disampaikan agar makna yang dimaksud penyuluh sama dengan makna yang dimaksud oleh subjek penyuluh (petani)?
- Bagaimana nilai ekonomis sirih agar bisa bermanfaat selain untuk obat herbal dan tradisional ?
1.3.
Tujuan Penyuluhan
1. Memberikan pengalaman belajar kepada
mahasiswa tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian.
2. Agar mahasiswa memperoleh pengayakan
pengalaman belajar tentang penyuluhan dan komunikasi pertanian diluar
perkuliahan.
3. Memberikan pengalaman kepada
mamhasiswa untuk mampu melakukan analisis sintesis dan evaluasi tentang praktek
penyuluhan dan komunikasi pertanian dibanding dengan teori yang telah diperoleh
dalam perkuliahan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi
administrasi penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah pertama, administrasi
personalia yang meliputi manajemen personalia, personalia dinas penyuluhan
pertanian, kualifikasi dan fungsi personel penyuluhan, jumlah penyuluh
yang diperlukan, tenaga-tenaga penunjang, dan kelompok-kelompok sukarela.
Kedua, kemudahan dan perlengkapan bagi penyuluh pertanian. Ketiga, pengelolaan
keuangan, hal yang terkaitan dengan sumber dana hendaknya dapat diupayakan
sumber-sumber investasi dari instansi atau lembaga pemerintah, kerjasama dengan
pihak swasta yang berkepentingan dengan kegiatan penyuluhan serta sumber-sumber
yang dapat digali dengan swadaya. Keempat, pelaporan dan evaluasi, dan yang
terakhir adalah hubungan dengan lembaga-lembaga lain (Mardikanto, 2003).
Para penyuluh dalam pengenalan wilayah kerja penyuluhan, perlu
mempertimbangkan kondisi daerah pelaksanaan penyuluhan, antara lain, Musim, pada musim kemarau tiap daerah berbeda-beda
keadannya, ada yang panas sekali, ada yang tidak terlalu panas, ada daerah yang
tidak bisa ditanami apa-apa, sebaliknya ada juga daerah yang justru pada musim
kemarau akan lebih menguntungkan jika digunakan sebagai tempat usaha tani.
Kedua, Keaadaan Usaha Tani, musim sangat erat hubungannya dengan keadaan
usaha tani, maka keadaan usaha tani suatu daerah turut mempengaruhi pemilihan
metode penyuluhan. Dan yang tidak kalah penting adalah Keadaan Lapangan,
keadaan lapangan seperti topografi, jenis tanah, sistem pengairan serta sarana
perlu juga dipertimbangkan. Contoh: untuk perkampungan yang letaknya
terpisah-pisah maka kegiatan penyuluhannya akan lebih efektif dilakukan di
tempat tinggal petani atau di lahan usaha taninya (Effendi, 1986).
Penelitian
terhadap tanaman sirih merah sampai saat ini masih sangat kurang terutama dalam
pengembangan sebagai bahan baku untuk bio-farmaka. Selama ini pemanfaatan sirih
merah di masyarakat hanya ber-dasarkan pengalaman yang dilaku-kan secara turun
temurun dari orang tua kepada anak atau saudara ter-dekat secara lisan. Di
Jawa, ter-utama di Kraton Jogyakarta, tanam-an sirih merah telah dikonsumsi
sejak dahulu untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Bedasarkan pengalaman
suku Jawa tanaman sirih merah mempunyai manfaat me-nyembukan penyakit ambeien,
ke-putihan dan obat kumur, alkaloid di dalam sirih merah inilah yang berfungsi
sebagai anti mikroba (Slamet, 2009)
Secara umum
pada pasal 22 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang SP3K
menyatakan; (1) program penyuluhan pertanian disusun setiap tahun memuat
rencana penyuluhan pertanian yang mencakup pengorganisasian dan pengelolaan
sumberdaya untuk memfasilitasi kegiatan penyuluhan pertanian dan ayat (2) ;
Program penyuluhan pertanian sebagaimana dimaksud ayat (1) harus terukur,
realistis, demokratis, dan bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya penyuluh
pertanian dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan melalui
mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani
dan pelaku usaha pertanian (Deptan, 2006).
Aplikasi teknologi komunikasi dalam
bidang pertanian memberikan hasil yang cukup baik. Radio dan tv lebih tetap
untuk mencapai banyak orang dengan cepat dengan ide yang cukup sesderhana.
Media cetak efektif utamanya bagi penduduk yang bisa baca tulis, dengan dukungn
grafis dan bahan terdokumentasi, pembaca lebih leluasa. Elektronik media
(radio, tv, komputer, satelit) dapat dikategorikan sebagai teknologi komunikasi
baru (Arip, 2009).
Pembangunan Ketahanan Pangan merupakan
prioritas Nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010 – 2014, yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan
distribusi pangan, percepatan penganekaragaman pangan dan pegawasan keamanan
pangan segar sesuai dengan karakteristik daerah. Pembangunan Ketahanan Pangan
dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan pengurangan kemikinan, sebagai perwujudan pembangunan social,
budaya dan ekonomi sebagai bagian pembangunan nasional (Suriatna, 2005)
Guna lebih meningkatkan peran sektor
pertanian, perikanan dan kehutanan, diperlukan sumberdaya manusia yang
berkualitas, andal serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi
bisnis, sehingga pelaku pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan tersebut
mampu membangun usaha dari hulu sampai hilir yang berdaya saing tinggi dan
mampu berperan serta dalam melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan, untuk mewujudkan hal tersebut diataspemerintah
berkewajiban menyelenggarakan penyu;luhan di bidang pertanian, perikanan dan
kehutanan (Herbenu, 2007)
System kerja
LAKU ( Latihan Dan Kunjungan / Trainning And Visit ) yang diterapkan dalam
pelaksanaan penyuluhan pertanian, telah di laksanakan di Indonesia sejak tahun
1976 melalui Proyek Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan ( National Food Crops
Extension Project/ NFCEF). System kerja LAKU mengalami perluasan baik perluasan
wilayah maupun komoditinya. Sejalamn dengan itu proyel NFCEP diganti dengan
NAEP (National Agricultural Extesion Project) (Swanson, 1984).
Penggolongan berdasarkan indera penerima adalah
metoda-metoda yang dilakukan dengan jalan melihat, misalnya pesan yang
tertulis, pesan yang bergambar, pesan yang terproyeksi : seperti film/slide
tanpa penjelasan vocal atau bisu. Metode-metode yang disampaikan melalui
pendengaran, misalnya siaran pedesaan melalui radio/TV, hubungan telepon,
pidato, ceramah, rapat (Julianto, 2009).
III. PEMBAHASAN
1.1. Sirih, Khasiat Si Tanaman Merambat
Piper betle L., begitu nama latin dari Sirih.
Tanaman multiguna yang termasuk primadona dalam dunia medis ini. Sirih sendiri
tergolong tumbuhan merambat. Daun Sirih berwarna hijau tua, sedang daun mudanya
berwarna sedikit kekuningan. Tata letak daun berselang seling tersebar dengan
tangkai daun penunmpu yang cepat rontok. Buahnya buni dengan ujung bebas dan membulat,
sedangkan bijinya berbentuk lingkaran. Tanaman ini kerap dipakai sebagai
tanaman pagar. Tanaman ini tampil merambat dengan sangat indah.
Di luar dari pada itu, Sirih sendiri
merupakan tanaman obat yang mempunyai ragam khasiat. Daunnya sendiri mengandung
minyak penguap (volatile fatty acid, candinen, chavicol, augeno metil eter,
caryophylen dan etilbrenzcarthecin. Khasiat tanaman ini sebagai disinfektan
yakni dengan merebus daunnya. Air rebusan tersebut dapat digunakan untuk
mencuci vagina yang terkena infeksi.
Selain itu Sirih juga dikenal
sebagai obat mimisan yang daunnya langsung disumbatkan pada hidung yang sedang
mimisan. Sirih snediri juga bisa digunakan sebagai obat bisul. Daun yang
ditumbuk dengan penamabahan sedikit garam dapat dioleskan pada bisul tersebut.
Sirih Merah
Dalam Dunia kesehatan , sirih
umumnya termasuk sirih merah memiliki multifungsi untuk mengobati berbagai
jenis penyakit. Hal ini di percayai karena dalam sebuah penelitian mendapatkan
bahwa banyak zat-zat yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit. Sirih merah
sebagai tanaman obat multi fungsi.
Sejak jaman dahulu tanaman Sirih
Merah telah diketahui memiliki berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan
berbagai jenis penyakit, selain itu sirih merah memiliki nilai-nilai spiritual
yang tinggi. Sirih merah digunakan sebagai salah satu bagian pen-ting yang
harus disediakan dalam setiap upacara adat ”ngadi saliro”. Air rebusannya yang
mengandung antiseptik digunakan untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan
me-nyembuhkan penyakit keputihan serta bau tak sedap.
Selain bersifat antiseptik sirih
merah juga bisa dipakai mengobati penyakit diabetes, dengan meminum air rebusan
sirih merah setiap hari akan menurunkan kadar gula darah sampai pada tingkat
yang normal. Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak diderita orang dan
sangat mematikan, dapat disembuh-kan dengan menggunakan serbuk atau rebusan
dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat menunjukkan bahwa
sirih merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain itu juga dapat menyem-buhkan
penyakit hepatitis. Sirih Merah dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam
urat, kencing manis, maag dan kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal
senter yang ada di Jogyakarta, di mana pasiennya yang berobat sem-buh dari
diabetes karena meng-konsumsi teh herbal sirih merah. Sirih merah juga sebagai
obat luar dapat memperhalus kulit. Secara empiris diketahui tanaman sirih merah
dapat menyembuhkan penyakit batu ginjal, kolesterol, asam urat, serangan
jantung, stroke, radang prostat, radang mata, masuk angin dan nyeri sendi.
1.2. Penyuluh
Junjung Sirih Mengkaji Vertikultur
Budidaya
sayuran dilahan pekarangan bukanlah hal yang baru bagi masyarakat petani maupun
para petugas pertanian. Budidaya dilahan pekarangan tersebut berbeda dengan dilahan
pertanian umum karena lahan yang relatif sempit. Sehingga model yang cocok
digunakan pada kondisi demikian adalah model budidaya vertikal atau dikenal
dengan istilah vertikultur.
Topik
mengenai vertikultur tersebut dirasa cukup penting untuk diangkat pada kegiatan
Training Penyuluh di BPK Junjung Sirih Kabupaten Solok. Tepatnya pada tanggal
20 Agustus 2015, para penyuluh bersepakat untuk bersama-sama menghadiri
mengkajian tentang vertikultur. Tidak ketinggalan rekan-rekan kerja dari UPTD
juga berkenan hadir, yaitu Bapak Edison, S.PKP (Kepala UPTD) dan Bapak Adru
Dolof, SH (Kepala TU). Sementara dari pihak kabupaten, dihadiri oleh Bapak Ir.
Abizar sekaligus sebagai narasumber kegiatan dan Slamet Muharmoko, SP, M.Si
selaku penyuluh pendamping di Kecamatan Junjung Sirih.
Acara
dimulai dengan pembukaan yang disampaikan langsung oleh Bapak Firmandaus,
S.PKP, selaku Koordinator Penyuluh Kecamatan Junjung Sirih. Sekaligus
memberikan pengantar dengan menyampaikan kondisi terkini seputar kepenyuluhan
dilapangan serta hal-hal yang menyertainya. Termasuk juga sebagian penyuluh
nagari, seperti Bapak Suyitno yang turut memaparkan beberapa keadaan di Nagari
Paninggahan serta terkait permasalahan-permasalahannya.
Selanjutnya
pada acara inti disampaikan topik dengan cukup sistematis dan atraktif oleh
narasumber. Dimulai dengan penyampaian seputar pendahuluan dan tujuan
pentingnya dilakukan budidaya secara vertikal di lahan pekarangan, juga
disampaikan secara praktis seputar operasionalisasi pembuatan vertikultur tersebut.
Penjelasan-penjelasan dilakukan dengan beberapa variasi penjelasan tertulis
dengan beberapa gambar-gambar faktual yang telah dilakukan dibeberapa tempat.
Kemudian sebagai tambahan juga disampaikan tentang budidaya sayuran secara
organik, agar dapat dipadukan penerapannya dengan model vertikultur.
1.3.
Hasil
Wawancara Dengan Warga Setempat
Hasil Wawancara dengan Ibu Rahmi, S.P.
Ibu Rahmi adalah penyuluh yang berkegiatan dalam bidang
pertanian. Beliau melakukan penyuluhan di Kecamatan
Dewantara, Gampong Paloh Lada dan UT. Gelingang. Ibu Rahmi telah melakuan
banyak kegiatan penyuluhan di berbagai wilayah kerja nya, sebagai contoh beliau
telah menyuluh di Gapoktan Sapue Pakat.
Sedangkan Gapoktan Sapue Pakat
terdiri dari berbagai kelompok tani yaitu, kelompok
tani Cut Bukit, Glp. Tunong, Ranup Sigipu, dan Mandat Bersatu.
Salah satu materi yang di sampaikan
Beliau adalah tentang “Pemanfaatan
Perkarangan Rumah”. Ibu Rahmi berkata, “Sebenarnya pada umumnya semua
masyarakat (petani) memiliki perkarangan rumah yang masih kosong dengan kata
lain tidak dimanfaatkan. Padahal perkarangan rumah dapat di ubah menjadi lahan
hijau yang bermanfaat”. Dengan memanfaatkan perkarangan rumah paling tidak
petani dapat memenuhi kebutuhan rumah tnagganya sendiri dengan menanam tanaman
yang menjadi kebutuhan sehari-hari, misalnya ; bayam, kangkung, cabai dan
tanaman lainnya. Karena sulitnya petani untuk diajak dalam menfaatkan
perkarangan rumahnya, ini menjadi suatu sumber permasalahan bagi buk Rahmi
sebagai penyuluh.
Beranjak dari permasalahan ini buk
Rahmi berupaya untuk terus mengajak petani untuk menanam tanaman yang menjadi
kebutuhan petani tersebut, misalnya seperti yang disebutkan diatas. Ternyata
buk Rahmi menemukan suatu permasalahn yang membuat petani enggan dalam melakukan
yang beliau anjurkan. Petani hanya mau melakukan kegiatan tersebut apabila
adanya bantuan dari pemerintah dalam hal tersebut misalnya, bantuan benih,
pupuk, pestisida dan faktor usahatani lainnya. Keluhan petani tentang bantuan
tersebut buk Rahmi bawa ke Kantor BP3K Ulee Nyeu untuk bahan diskusi dikantor.
Setelah para penyuluh melakukan diskusi, akhirnya mendapat jawaban atas
permasalahan tersebut, dengan solusi memberikan bantuan benih untuk para
petani. Dengan membawa bantuan bibit tersebut buk Rahmi melakukan penyuluhan
kepada pengetrap dini yang mudah menerima inovasi baru dan buk Rahmi memberikan
pengetahuan kepada orang-orang yang berpengaruh di Desa tersebut.
Buk Rahmi dalam kegiatan penyuluhan
mengunakan metode diskusi. Metode ini
digunakan buk Rahmi untuk berdiskusi secara langsung dengan petani, agar
permasalahn yang dihadapi oleh petani dapat di pahami secara langsung, dan
metode ini dinilai buk Rahmi lebih efektif dalam memecahkan masalah. Diskusi
ini berisi tanya-jawab petani dengan penyuluh, dan jika apabila buk Rahmi
mendapati pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya secara langsung maka pertanyaan
tersebut di bawa ke forum diskusi penyuluh, dan jawaban yang didapat buk Rahmi
akan di sampaikan ke petani yang mendapatkan permasalahan tersebut.
Hasil Wawancara dengan Ibu Zuraidah,
S.Hut.
Ibu Zuraidah, S.hut. adalah penyuluh
petanian yang bergerak dibidang kehutanan. Beliau melakukan penyuluhan di
Kecamatan Banda Baro, Gampong Paya Dua. Beliau melakukan penyuluhan di Gapoktan
Gigue Tani, yang terdiri dari kelompok tani, Harapan Tani, Mitra Tani, Sumber
tani, dan Mekar Tani.
Ibu Zuraidah menjelaskan tentang
bagaimana prosedur penyuluhan, kinerja penyuluh, dan apa itu penyuluhan.
Penyuluh yang baru memulai pekerjaan nya sebagai penyuluh pertanian, harus
melapor ke Geucik desa yanag akan disuluhnya terlebih dahulu. Kemudian penyuluh
mulai berkomunikasi dengan Geucik dan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh
di desa yang dia suluh untuk membangun komunikasi yang baik (positif). Setelah
itu baru mulai menyanyakan tentang pertanian yang tersedia di desa untuk dapat
mengembangkan sistem pertaniannya agar menjadi pertanian yang maju, dengan
mengindentifikasi masalah-masalah yang di hadapi para petani dalam
usahataninya. Setelah melakukan
identifikasi masalah-masalah yang ada, penyuluh mengumpulkan rencana program
tahunan penyuluh atau yang disebut sebagai RKTP, dan penyuluh membuat kunjungan
dua minggu sekali dan membuat hasil kunjungan.
Dikantor
BP3K Ulee Nyeu terdapat 3 kementrian yaitu Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
Sebelum disebut sebagai kantor BP3K, kantor penyuluhan disebut sebagai BPP
(Badan Penyuluh Pertanian). Sedangkan di kantor Ulee Nyeu penyuluh lebih sering
melakukan penyuluhan pada tanaman pangan yaitu komoditi padi. Karena pada
kecamatan Banda Baro masyarakat petani menanam padi. Namun, masalah yang
terjadi pada penyuluh adalah kurangnya sarana dan prasarana, misalnya kendaraan
yang tidak tersedia untuk penyuluh, alat komunikasi yang tidak dimiliki
masyarakat petani sehingga sulit untuk berkomunikasi via telepon. Kemudian buk
Zuraidah juga mengatakan dengan adanya penyuluh, petani memberikan respon yang
positif terhadap penyuluh yang datang, sebenarnya sikap petani dalam menyambut
seorang penyuh tergantung dengan cara penyuluh itu masuk kedesanya, misalnya
seorang penyuluh harus tau adat-istiadat daerah yang disuluh sehingga tau
bagaimaca cara menyampaikan informasi ke petani, agar petani dapat meresponnya
dengan baik.
1.4.
Nilai Ekonomis dalam Tanaman Sirih.
Berdasarkan
potensi dan prospeknya, maka inovasi pengembangan budidaya tanaman sirih
sungguh menjanjikan dalam upaya mengakselerasikan peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan. Itulah sebabnya, pengembangan tanaman
kluster sirih berbasis Iptek merupakan salah satu alternatif yang terus
diintensifkan pada masa mendatang di Jawa Tengah, baik menyangkut upaya kreatif
melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), finansial, fasilitasi
jejaring dan kemitraan, serta manajemen usaha menuju pemberdayaan ekonomi rakyat.
Demikian dikemukakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi
Jawa Tengah Ir. Agus Wariyanto, SIP, MM pada saat mengunjungi embrio kluster
sirih di Dukuh Penjalinan, Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten
Boyolali. Kegiatan yang juga dikemas sekaligus dengan sarasehan tersebut
diikuti oleh 100 peserta kelompokm wanita tani (KWT) meliputi unsur perguruan
tinggi, SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten Boyolali, serta para
peneliti.
Menurut
motivator pengembangan tanaman sirih di Jateng, Drs Sadiman Al Kundarto selaku
Ketua Organisasi Sosial (Orsos) “Lembaran Mas Murni” Jateng bahwa beberapa
bulan terakhir gencar membudidayakan tanaman sirih, alasannya komoditas
tersebut memiliki daya saing nilai ekonomi tinggi. Daun dan batang
tanaman tersebut, bisa menghasilkan berbagai jenis obat yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Menurutnya, Pemerintah Jateng melalui pendampingan Balitbang mulai
mengembangkan tanaman sirih pada tahun 2012. Untuk sementara, daerah yang
telah mulai menanam hingga berhasil panen antara lain, Rembang, Cilacap,
Batang, Pemalang dan Klaten. Tanaman sirih memiliki nilai ekonomi tinggi,
sehingga bisa mengangkat ekonomi di wilayah Jateng. Saat ini, jenis
tanaman yang dikembangkan adalah sirih hijau. Pasalnya, jenis sirih itu
lebih mudah perawatannya dan tidak mudah terserang hama penyakit.
Tanaman
sirih bisa hidup di berbagai jenis tanah di Indonesia. Ketinggian tanah
mulai dari 0 meter hingga 800 meter dari permukaan air laut. Saat ini
baru ada 11 negara yang mulai mengembangkan tanaman itu. Kebutuhan daun
sirih masih belum tercukupi. Secara nasional dari kebutuhan minyak sirih
2.000 liter per bulan baru tercukupi 115 liter per bulan. Hal itu karena
pasokan dari petani masih minim. Di Jateng, pasokannya baru sekitar 1 ton
per minggu. Padahal, kebutuhannya mencapai 56 ton perhari. Peluang untuk
mengembangkan agribisnis sirih masih sangat terbuka luas. Secara ekonomi,
harga daun sirih saat ini antara Rp 1.200 per kilogram hingga Rp 1.500 per
kilogram. Sirih mempunyai efek farmakologi antiradang, sehingga bisa
digunakan untuk meredakan batuk, merangsang saraf pusat, meredakan sifat
mendengkur. Sifat kimiawinya, bisa menimbulkan rasa hangat dan pedas.
Direktur
Utama CV Aura Jaya Mandiri Empowerment yang juga hadir menyatakan
bahwa daun sirih mempunyai banyak khasiat untuk mencegah gangguan kesehatan dan
mengobatai penyakit tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas ini dapat
membantu menyembuhkan mata minus. Daun sirih mengandung minyak atsiri, yaitu
kadinen, kavikol, sineol, eugenol dan karvakol. Minyak atsiri dari daun
sirih ini mengandung seskuiterpen, pati, diatase, gula, dan zat samak yang
mempunyai daya mematikan kuman, antioksidan, dan antijamur. Kandungan zat
antiseptik pada seluruh bagiannya dapat mengangkat kotoran di mata dan
mengurangi mata pedih.
IV.
KESIMPULAN
Dari
wacana diatas, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan antara lain sebagai
berikut :
1. Arah kebijaksanaan Pemerintah dalam
pembangunan pertanian adalah membangaun sistem-sistem pertanian yang berwawasan
lingkungan dan pasar dengan menempatkan swasembada pangan khususnya beras,
jagung dan kedelai serta dengqan menganekaragamkan menu pangan non beras.
2. Daun
sirih merupakan salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan sebagai bahan
dasar berbagai obat-obatan dan bisa menyembuhakan bronkitis, diare, mimisan dan
sakit gigi.
3. Basis pertanian bertumpu pada aspek
produksi, konsumsi serta distribusi dengan jalan memberdayakan masyarakat
pertanian sehingga dapat tercapai pertanian yang tangguh, mandiri menuju
agroindustri.
4. Tingkat kelembagaan penyuluhan
pertanian di Indonesia ada 5 tingkatan, yaitu dari tingkat nasional ada Badan
Pengembangan SDM, di tingkat provinsi ada Badan Koordinasi Penyuluh, di tingkat
kabupaten / kota ada Badan Pelaksana Penyuluh, di tingkat kecamatan terdapat
Balai Penyuluhan Pertanian dan di tingkat desa terdapat Pos Penyuluhan Desa.
5. Sirih
merah biasa ditemui di hutan yang tidak terlalu rapat ekosistemnya. Sirih merah
kaya akan kandungan minyak terbang (betiephenol), atsiri, seskuiterpen,
pati, hidroksikavikol, kavibetol, allylprokatekol, tanin, diastase, gula dan
zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, aktioksidasi dan
fungisida, anti jamur.
6. Tanaman sirih memiliki nilai ekonomi
tinggi, sehingga bisa mengangkat ekonomi di beberapa wilayah di Indonesia.
Saat ini, jenis tanaman yang dikembangkan adalah sirih hijau.
Pasalnya, jenis sirih itu lebih mudah perawatannya dan tidak mudah
terserang hama penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Arip.
2009. Alat Peraga Penyuluh Pertanian. http://masarip.blog.friendster.com/category/bahan-mgajar.html.
Diakses pada tanggal 10 Mei 2010.
Deptan
2006. Modul Pendidikan dan Pelatihan Penyuluh
Pertanian. www.deptan.go.id/bpsdm/stpp-magelang/download/alih_metod_pp.pdf.
Effendi,
Onong U. 1986. Dinamika Komunikasi.
Bandung : Remadjakarya.
Herbenu.
2007. Pengembangan Sumberdaya Petugas
Penyuluh Lapangan PPL Pertanian Guna Menghadapi Persaingandan Meraih Peluang
Kerja Vol. 3 No.1.Jurnal Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian.
Julianto, Ari.
2009. Metode Penyuluhan. http://masarip.blog.friendster.com/
2007/09/metode-penyuluhan. Diakses
15 Juni 2009
Mardikanto, Totok. 2003. Redefinisi
dan Revitalisasi Penyuluhan Pembangunan, dalam Membentuk Pola Perilaku Manusia
Pembangunan. Bogor : IPB Press University.
Slamet Mulyana. 2009. Teori
Difusi Inovasi . http://www.wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/. Diakses 15 Juni 2009.
Suriatna,
Sumardi. 2005. Metode Penyuluh Pertanian.
Jakarta : Mediatama Sarana Perkasa.
Swanson,
Burton E. 1984. Agricultural Extension.
Rome : FAO
Saya tidak bisa cukup berterima kasih kepada layanan pendanaan lemeridian dan membuat orang tahu betapa bersyukurnya saya atas semua bantuan yang telah Anda dan staf tim Anda berikan dan saya berharap untuk merekomendasikan teman dan keluarga jika mereka membutuhkan saran atau bantuan keuangan @ 1,9% Tarif untuk Pinjaman Bisnis. Hubungi Via:. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. Terus bekerja dengan baik.
BalasHapusTerima kasih, Busarakham.