PERSILANGAN JAGUNG PUTIH DAN JAGUNG BONANZA
Asisten
:
1.
Nura, SP.M.Si
2.
Muslem
3.
Nurdin
Disusun
oleh
Kelompok
1
Abdul
Hakim Asma’I (1405101050076)
Desilia
Martinda (1405101050082)
Muchtaridha
Bahrun (1405101050049)
Putri
Khairanisyah (1405101050010)
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNUVERSITAS
SYIAH KUALA
JUNI,2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb,
Bismillahirrahmanirrahim
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga laporan ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pemuliaan tanaman menyerbuk silang buatan tanaman jagung.
Harapan
kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Laporan
ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang.Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Banda
Aceh, 8 Juni 2016
Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel
1 .................................................................................................................................. 20
Tabel
2 .................................................................................................................................. 21
Tabel
3 .................................................................................................................................. 21
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR
TABEL.................................................................................................................... 3
DAFTAR
ISI.......................................................................................................................... 4
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang. ................................................................................................................ 5
1.2.Tujuan ............................................................................................................................. 6
BAB
II BAHAN DAN METODE
2.1.
Waktu dan Tempat ........................................................................................................... 7
2.2.
Bahan dan Alat ................................................................................................................ 7
2.3.
Perlakuan .......................................................................................................................... 7
2.4.
Metode Pelaksanaan.......................................................................................................... 7
2.5.
Pengamatan ...................................................................................................................... 11
2.6.
Pengolahan Data .............................................................................................................. 19
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil Pengamatan ............................................................................................................. 20
3.2.
Pembahasan .................................................................................................................... 21
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan ...................................................................................................................... 25
4.2.
Saran ................................................................................................................................ 25
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................................. 26
LAMPIRAN............................................................................................................................. 27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kerajaan
: Plantae
Divisio
:Angiospermae
Kelas
:Monocotyledoneae
Ordo
:Poales
Familia
:Poaceae
Genus
:Zea
Spesies
:Zea mays L.
Tinggi tanaman jagung
sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m
sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.Meskipun
beberapa varietas dapat menghasilkan anakan, pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini (Nasir, 2006).
Penyerbukan
adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.Sedangkan pembuahan adalah
bergabungnya gamet jantan dan gamet betina.Kriteria klasifikasi yang
dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan
silang.Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system
perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat
dikawinkan. Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar
adalah sangat penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan.
Ada perbedaan yang besar antara jumlah persilangan dengan luar didalam species
dari suatu kelompok.Jumlah persilangan dari varietas yang diberikan juga
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang berubah (Allard, 1998).
Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia
tanaman mengenai teknik persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuan akan
bunga. Persilangan memiliki beberapa tujuan, yaitu: Menggabungkan semua sifat
baik ke dalam satu genotipe baru, Memperluas keragaman genetic, Memanfaatkan
vigor hibrida; atau Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan
utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam
pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman dan mendapatkan
varietas unggul yang diinginkan. Seleksi akan efektif apabila populasi yang
diseleksi mempunyai keragaman genetik yang luas (Muhammad, 2005).
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan
silang antara berbagai jenis spesies pada setiaptanaman. Yang mempunyai tujuan
untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat
berfariasi jenisnya ( Tanto, 2002).
Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua
atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
keturunannya.Hibridisasi merupakan metode pemuliaan tanaman yang dilakukan pada
tanaman yang dikembangbiakan secara vegetatif.Sumber variasi sifat atau
klon-klon baru yang sangat luas variabilitasnya dan menjadi sumber penyeleksian
klon baru dapat diperoleh dengan metode hibridisasi ini.Sebagai hasil dari
hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya,
yang kemudian digunakan pemulia tanaman untuk memilih tanaman yang mempunyai
sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan.(Sunarto, 1997).
1.2.
Tujuan
Untuk mengetahui perbandingan hasil persilangan jagung Bonanza dan
jagung putih dengan jagung F1.
BAB
2
BAHAN
DAN METODE
2.1.Waktu
dan Tempat
Praktikum
Pemuliaan Tanaman pada hibridisasi tanaman jagung dilaksanakan pada lahan
praktikum Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Sektor Timur, Kecamatan
Darussalam, Kabupaten Aceh Besar.Waktu praktikum dilaksanakan mulai tanggal 12
Maret sampai dengan 11 Juni 2013.
2.2.Bahan
dan Alat
§ Pupuk
anorganic (urea, SP-36, dan KCl)
§ Pupuk
organic
§ Benih
jagung varietas yang memiliki sifat beda (bonanza, jagung putih)
§ Insektisida
(deltrametrin 25 g L-1 dan karbofuran 3%)
§ Kantong
ukuran 20 cm x 25 cm
§ Amplop
coklat
§ Plastic
es 3 cm
§ Klips
dan label
§ Pisau
cutter
§ Gunting
§ Gembor
§ Cangkul
§ Penyemprot
§ Alat
tulis
2.3.Perlakuan
Pelakuan yang di berikan pada
praktikum ini yaitu dengan melakukan pemupukan.Pupuk dasar masing-masing 100 kg
untuk urea, SP36, dan KCL diberikan setelah
tanaman tumbuh setelah penjarangan. Pupuk Urea susulan diberikan umur 28 hari
dan 40 hari setelah tanam masing-masing 100 kg
tanaman dengan jarak 10cm dari tanaman dan
ditutupi dengan tanah.
2.4.Metode
Pelaksanaan
Persiapan
Lahan
Lahan
dipersiapkan secara baik, dibajak atau dicangkul 1 kali dengan kedalaman olah
15-20 cm. Lahan dibersihkan dari gulma dan lainnya, kemudian penghalusan tanah
dan pembuatan plot serta peralatan lahan. Ukuran plot dengan lebar 1 m dan
panjang disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Penanaman
Pada saat
penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang.Apabila
tanah kering, perlu disirami dahulu. Jarak taman agak jarang yaitu 75 cm x 25
cm dengan jumlah biji 2 per lubang. Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam
3-5 cm. Dimasukkan benih kedalam lobang tanam dan ditutup tipis dengan pupuk
kandang atau tanah gembur.Pada umur 10-15 hari setelah tanam dilakukan
penjarangan tanaman dengan mensisakan satu tanaman per lubang tanam.Tanaman
yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam
tepat diatas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan,
karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.
Pemupukan
Pupuk dasar
masing-masing 100 kg ha-1 untuk urea, SP36 dan KCl diberikan setelah
tanaman tumbuh setelah penjarangan.Pupuk urea susulan diberikan umur 28 hari
dan 40 hari setelah tanam masing masing 100 kg ha-1.Pemupukan
diberikan dalam lubang larikan disamping tanaman dengan jarak 10 cm dari
tanaman dan ditutup dengan tanah.
Penyiangan
Penyiangan
dilakukan 2 minggu sekali.Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat
dilakukan dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll.Penyiangan jangan sampai
mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat
mencengkram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.Penyiangan
pertama dilakukan umur 15 hari setelah tanam.Penyiangan kedua dilakukan pada
umur 28-30 hari setelah tanam sebelum pemupukan kedua.Penyiangan kedua ini
disertai dengan pembumbunan tanaman. Pembumbunan dilakukan dengan cara
mengambil tanah disebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul,
kemudian ditimbun dibarisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan
yang memanjang. Hama penggerek dikendalikan dengan pemberian Furadan 3G melalui
pucuk tanaman sebanyak 3-4 butir pertanaman.
Penyiraman
Penyiraman
dilakukan satu kali sehari setiap sore dengan mempertahankan kelembaban tanah
selama pertumbuhan tanaman. Pada blok pertanaman dibuat saluran air pembatas
anak petak setiap 5 m agar memudahkan dalam pelaksanaan seleksi. Pada fase
pembungaan, tanaman yang menyimpang atau berpenampilan tidak sesuai dengan
deskripsi bunga jantannya (malai) harus dicabut sebelum menyerbuk.Sebelum
panen, tanaman yang tidak dipotong malainya dan berpenampilan baik sesuai
deskripsi dari setiap plot dipilih dan diberi tanda (label) pada tongkol.
Persilangan
Malai merupakan
gudang tepungsari dan dalam satu malai terdapat jutaan serbuksari.Tanaman
pilihan yang bermalai baik sesuai dengan deskripsi harus dipertahankan dan
menyerbuki tanaman pilihan lainnya.Bentuk malai yang dikehendaki adalah tidak
serak dan kuncup dan relative seragam.Demikian pula untuk warna malai/glume
yang dipertahankan adalah merah. Untuk memperoleh hasil keturunan yang seragam
dalam waktu 50% berbunga, maka percobaan ini dipilih tanaman yang berbunganya
antara 65 hingga 73 hari atau selang berbunga seminggu
Pada saat
tanaman keluar malai dipilih 5 tanaman (selama 5 hari) yang keragaman tampilan
tanamannya tumbuh baik dan seragam sesuai deskripsi.Pilih tongkol yang belum
keluar rambutnya dari kelobot kemudian ditutup tongkol tersebut dengan kantong
plastic yang biasa dipakai untuk es lebar 3 cm.
Setelah 4-6 hari
tongkol dibungkus, dilakukan pembungkusan, malai yang siap menyerbuk dari
tanaman pilihan dengan menggunakan pembungkus dari kertas (20 cm x 25 cm).Waktu
pembungkusan malai jagung adalah waktu sore hari, setelah pembungkusan malai
lalu buka plastic penutup tongkol dan potong ujung tongkol dengan pisau cutter
dan tutup kembali dengan kantong plastic.Pengumpulan tepung sari dari
pembungkus dilakukan pagi hari (pukul 9-10 siang) keesokannya, tepungsari
setiap kantong dicampur lalu ditumpahkan pada rambut tongkol (≤ 4 cm) yang
ditutup kantong plastic.Setiap kelompok melakukan persilangan antar varietas
sebanyak 5 tongkol dan selfing 5 tongkol.Setelah 50 hari dari persilangan
dilakukan panen, dan dipilih 3 tongkol hasil persilangan yang bentuk tongkol
dan bijinya seragam.Setiap tongkol dapat dipilih 250 butir.
Metode
:
1.Penanaman benih materi induk jantan dan benih materi
induk betina seperti menanam jagung pada umunya dengan jarak tanam 80 x 40 cm,
2 biji/lubang dan komposisi tertentu.
2.Pemeliharaan awal tidak berbeda, hanya setelah tumbuh
paada umur 10 – 15 hari setelah tugal diseleksi setiap lubang hanya
ditinggalkan 1 tanaman.
3.Tanaman harus dipupuk hingga umur tanaman 30 – 35 hari
setelah tugal dengan 2 – 3 kali aplikasi.
4.Pada umur tanaman sekitar 53 hari lakukan pemotongan
bunga jantan pada induk betina. Pelaksanaan dilakukan pada pagi hari sebelum
jam 09.00 selama 8 – 10 hari.
5.Sungkup bunga betina dengan kantong kertas
6.hilangnya serbuk sari.
7.Penyerbukkan dilakukan dengan menggoyang – goyangkan
malai pada kantong penutupnya, sehingga serbuk sari terkumpul.
8.Kantong yang berisi serbuk sari dilepaskan dari malai
dengan hati – hati, dekatkan pada ujung rambut tongkol bunga betina.
9.Jika terlalu panjang, rambut tongkol dipotong kira –
kira 2 cm sehingga menjadi rata.
10. Serbuk sari ditaburkan pada ujung rambut tongkol
dengan cepat untuk menghindari kontaminasi.
11. Setelah penyerbukan selesai, tongkol ditutup kembali
dengan kantong malai, dan dikuatkan pada batang dengan staples.
12. Pada kantong ditulis tanggal dan jenis persilangan.
13. Pelihara dan amati perkembangan bakal biji pada
tongkol setelah 2 minggu dilakukannya persilangan.
14. Setelah jagung dipanen, tongkol jagung dikupas lalu di
jemur hingga benar-benar kering.
2.5. Pengamatan
1.Vegetatif
1.1.Umur
berbunga jantan
Jumlah hari dari
tanaman sampai 50%tanaman telah keluar tepung sari
1.2.Umur
berbunga betina
Jumlah hari dari
tanaman sampai 50%tanaman keluar rambut tongkol
1.3.Umur
kelobot megering
Jumlah hari dari
tanaman sampai 50% tanaman mempunyai kelobot kering.untuk descriptor
4.1.4-4.1.5 rata-rata paling sedikit 20 tanaman contoh.
1.4.Tinggi
tanaman (cm)
Diukur
dari atas permukaan tanah sampai dasar malai .diukur setelah masak susu
1.5.Tinggi
tongkol (cm)
Diukur
dari atas permukaan tanah sampai buku di mana tongkol terata sedikit 2 berada setelah masak susu
1.6.
Dauntingkat (rangting) total permukaan
dauntotal permukaan daun.setelah masak susu. diamatipaling sedikit 20 tanaman
yang mewakili
3Kecil
5Sedang
7Lebar
· Jumlah
daun di atas tongkol teratas termasuk daun pada tongkol
Dihitung
paling sedikit 20 tanaman setelah masak susu
· Panjang
daun(cm)
Diukur
dari buku tempat meletaknya daun sampai ujung daun .pegukuran daun pada daun di
atas tongkol(yang paling atas apabila>1 tongkol).setelah berbunga
· Lebar
daun
Di
ukur pada daun yang sama yang di gunakan
mengukur panjang daun(162),diambil dari titik tengah panjang daun
· indeks
tulang-tulang daun
Membagi
jumlah tulang-tulang daun sepajang daun dibagi lebar daun
ü
Orientasi daunsetelah berbunga
1.Tegak
2.Menggantung(pendant)
ü
Bentuk ujung daun pertama
1.Runcing
2.Runcing
ke bulat
3.Bulat
4.Bulat
ke lidah
5.Lidah
ü
Sudut antara helaiaan
Daun
dan batangdaun di atas tongkol teratas
1.Amat
kecil < 5%
3 Kecil+25%
5 Sedang + 50%
7 Besar + 75%
9
Amat besar>90
ü
Arah helaian daun dan batang
1 lurus
2 Sedikit melengkung
5 Melengkung
7 Melengkung kuat
9 Melengkung sangat kuat
ü Jumlah
daun hijau
Perkiraan menggunakan
>20tanaman peraksesi pada waktu masak
3 Rendah
5 Sedang
7 Tinggi
1.7.
Adanya lidah daun (liguna)setelah
berbunga
+ ada
0
Tidak ada
1.8.
Indeks anakan
Jumlah
anakan per tanmanan (rata-rata dari 20 tanaman) diamati saat berbunga
1.9.
Warna batang
Di
tunjukan sampai tiga warna batang sesuai dengan frekuensi .diamati diantara 2
tingkat teratas pada saat berbunga
1.Hijau
2.Kemerahan(sun
red)
3.Merah
4.Ungu
5.Coklat
1.10.
Rebah akar(%)
Tanaman
rebah >45o
Presentase
tanaman rebah akar pada saat 2 minggu sebelum panen
1.11.
Rebah batang (%)
Batang
dibawah tongkol patah
Presentase
batang rebah 2 minggu sebelum panen
1.12.
Bulu pelepah daun
Saat
berbunga
3 Jarang
5 Sedang
6
Rapat
1.13.
Tipe malai
1.primer
2.primer-skunder
3.primer-skunder-tertier
1.14.
Panjang malai(cm)
Diukur
dari titik meletakkan cabang mulai tebawah sampai ujung pusat bulir (spike).
Setelah fase masak susu (lihat gambar,1)
1.15.
Panjang tangkai bunga (cm)
Jarak
antara buku teratas di bawah daun bendera daengan cabang malai terbawah setelah
masak susu (lihat gambar1)
1.16.
Jarak cabang malai(cm)
jarak
antara titik keberadaan cabang terbawah dengan cabang teratas sepasang proses
(central axis).setelah masak susu(lihat gambar 1)
1.17.
Jumlah cabang primer pada malai
setelah
masak susu (lihat gambar 1)
1.18.
Jumlah cabang sekunder pada malai
setelah masak susu(lihat gambar1)
1.19. Jumlah Cabang Tersier Pada Malai
Setelah masak susu (lihat Gambar. 1)
1.20. 1. Ukuran Malai.
Setelah
masak susu.
3 Kecil
5 Sedang
7 Luas
· Arah Cabang Lateral
1 Lurus
3 Sedikit melengkung
5 Melengkung
7 Melengkung kuat
9 Amat kuat melengkung
· Sudut Antara Poros Utama dan Cabang Lateral
Di bawah dari 1/3 malai
1 Amat kecil <50
3 Kecil +250
5 Sedang +500
7 Besar +750
9 Amat besar >900
2. Data Tongkol
Setelah panen menggunakan semua tongkol/ paling sedikit 20 tanaman
mewakili tiap aksesi.
2.1. Penutup Klobot
3 Jelek
5 Sedang
7 Bagus
2.2.Kerusakan Tongkol
Junmlah tongkol yang rusak disebabkan oleh busuk tongkol dan atau
serangga, dll.
0 Tidak ada
3 Sedikit
7 Parah
2.3. Susunan Baris Biji
Menggunakan tongkol paling atas (Gambar 2)
1 Teratur
2 Tidak Teratur
3 Lurus
4 Melengkung
2.4. Jumlah Baris Biji
Dihitung jumlah baris biji di
bagian tengah pada tongkol paling atas.
3. Data Biji
3.1. Dinyatakan sampai 3 warana biji menurut frekuensinya
1 Putih
2 Kuning
3 Ungu
4 Bervariasi
5 Coklat
6 Oranye
7 Loreng (mottled)
8 Ujung putih (white cap)
9 Merah
3.2.Panjang Tongkol (cm)
Tanpa kelobot
4.Data butir
Jika memungkinkan data pengamatan dilakukan pada paling sedikit 20
tanaman yang mewakili tiap aksensi pada saat panen
1.panjang butir (mm)
Rata-rata 10 butir berderet-deret dari 1 bars pada bagian tengah
tongkol teratas, diukur dengan menggunakan sigmat (caliper)
2.lebar butir (mm)
Diukur pada 10 butir yang sama seperti 6.3.1
3.Tebal butir (mm)
Diukur pada 10 butir yang sama seprti 6.3.1
4.bentuk permukaan butir
teratas
Lihat gambar 5
· Berkerut
· Bergigi
· Datar
· Bundar
· Meruncing
· Sangat
meruncing
5.panjang
tangkai tongkol (cm)
lihat gambar 4
·
diameter tongkol (cm)
diukur pada bagian
tengah tongkol teratas, dimana tongkol dipotong (Gambar 4)
·
diameter janggel
jarak antara batas
terluar dengan sekam terdalam seperti tampak dalam penampang silang tongkol
·
diameter rachis (cm)
jarak antara dasar biji
tampak dalam penampang silang tongkol
a. indeks janggel
membagi diameter janggel dengan diameter rachis
b. indeks kelobot/biji
didapat dengan mengurangkan diameter rachis dengan janggel dan
dibagi dengan dua kali panjang rata-rata biji
c. indeks rachis/biji
hubungan antar panjang
rachis dan panjang biji, indeks didapatkan dengan menggunakan diameter rachis
dari diameter dasar biji, dan membagi hasilnya dua kali panjang rata-rata biji.
d.
indeks penutupan biji
diameter janggel
dikurangi diameter dasar biji di bagi 2 kali panjang biji. Jika indeks ini sama
dengan 1,0 ini menyatakan bahwa seluruhnya tertutup oleh kelobot, jika >1,0
kelobot lebih panjang dari biji, jika < 1,0 menyatakan derajat tunikasi yang
lebih rendah
· jumlah
cabang
· jumlah
biji per baris
· warna
janggel
1.putih
2.merah
3.coklat
4.ungu
5.varigata
6.lainnya
6.bentuk
tongkol paling atas
1.silindris
2.silindris
mengerucut
3.mengerucut
4.bundar
7.sudut
keberadaan tongkol
1.amat
kecil < 5o
2.kecil
+25o
3.sedang
+50o
4.besar
+75o
5.amat
besar +90o
8. warna pericarp
1.tidak
berwarna
2.putih
keabu-abuan
3.merah
4.coklat
5.lainnya
9. warna aleuron
1.tidak
berwarna
2.keperakan
3.merah
4.ungu
5.lainnya
10.
warna endosperm
1.putih
2.krem
3.kuning
muda
4.kuning
5.oranye
6.ujung
putih
3.3 bobot 1000
butir (g)
Dikonversi pada
kadar air 10%
2.6. Pengolahan Data
Pengolahan dilakukan di Ms.Exel
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Pengamatan
Tabel
1. Rata-rata hasil pengamatan Vegetatif
No
|
Pengamatan
|
jantan bonanza
|
Betina Bonanza
|
Jantan Putih
|
Betina Putih
|
Jantan F1
|
Betina F1
|
1
|
Umur Berbunga
|
48 hari
|
46 hari
|
56 hari
|
54 hari
|
45 hari
|
47 hari
|
2
|
Tinggi Tanaman
|
142,6 cm
|
122.2 cm
|
136.1 cm
|
|||
3
|
Daun
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
|||
4
|
Jumlah daun di atas tongkol
|
8
|
6
|
7
|
|||
5
|
Panjang daun
|
80.9 cm
|
65.8 cm
|
78.6 cm
|
|||
6
|
Lebar Daun
|
8.7 cm
|
6.9 cm
|
9.9 cm
|
|||
7
|
Orientasi Daun
|
Megantung
|
Megantung
|
Megantung
|
|||
8
|
Bentuk Ujung daun Pertama
|
Runcing
|
Runcing
|
Runcing ke bulat
|
|||
9
|
Sudut helai daun dan batang
|
Sedang +50°
|
Kecil +25°
|
Kecil +25°
|
|||
10
|
Arah helai daun
|
Melengkung
|
Sedikit melengkung
|
melengkung
|
|||
11
|
Jumlah daun hijau
|
Banyak
|
Sedang
|
Banyak
|
|||
12
|
warna batang
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
|||
13
|
Tipe malai
|
Primer- Sekunder- Tersier
|
Primer- Sekunder
|
Primer-Sekunder-Tersier
|
|||
14
|
Panjang malai
|
34 cm
|
36 cm
|
34
|
|||
15
|
Panjang tangkai bunga
|
7 cm
|
8 cm
|
6 cm
|
|||
16
|
Jarak cabang malai
|
11
|
12 cm
|
10
|
|||
17
|
Jumlah cabang primer malai
|
10
|
12
|
10
|
|||
18
|
Jumlah cabang sekunder malai
|
2
|
3
|
2
|
|||
19
|
Jumlah cabang tersier
|
1
|
0
|
2
|
|||
20
|
ukuran malai
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
|||
21
|
Arah cabang lateral
|
Lurus
|
Melengkung
|
Lurus
|
Tabel
2. Data Tongkol
No
|
Data Tongkol
|
F1
|
F1R
|
F2
|
1
|
Penutup Klobot
|
Bagus
|
Bagus
|
Bagus
|
2
|
Kerusakan Tongkol
|
Tidak ada
|
Sedikit
|
Tidak ada
|
3
|
Susunan Baris Biji
|
Tidak teratur
|
Teratur
|
Lurus
|
4
|
Jumlah Baris Biji
|
14.5
|
12
|
13.5
|
5
|
Berat tongkol Tanpa
klobot
|
193.3 gram
|
139.3 gram
|
150.3 gram
|
6
|
Warna Biji
|
Putih kuning ujung
putih
|
Putih kuning
|
Bervariasi
|
7
|
Panjang Tongkol
|
19 cm
|
16 cm
|
16.6 cm
|
8
|
Diameter tongkol
|
4,5 cm
|
3,7 cm
|
4.1 cm
|
9
|
Jumlah biji
perbaris
|
33,75
|
25.5
|
33.75
|
10
|
Warna Jenggel
|
Putih
|
putih
|
Putih
|
11
|
Bentuk tongkol
paling atas
|
Mengerucut
|
Bundar
|
mengerucut
|
Tabel
3. Data Butir
No
|
Data Butir
|
F1
|
F1R
|
F2
|
1
|
Panjang Butir
|
0,76 cm
|
0,92 cm
|
0,96 cm
|
2
|
Lebar butir
|
0,81 cm
|
0,87 cm
|
0,73 cm
|
3
|
Tebal butir
|
0,35 cm
|
0,30 cm
|
0,37 cm
|
4
|
Bentuk permukaan
butir teratas
|
Berkerut
|
Bergerigi
|
Datar
|
5
|
Warna pericarp
|
Lain-Lain
|
Lain-Lain
|
Lain-Lain
|
6
|
Warna Aleuron
|
Lain-Lain
|
Lain-Lain
|
Lain-Lain
|
7
|
Warna Endosperm
|
Kuning ujung putih
|
Putih
|
Kuning
|
3.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa
rata-rata tinggi tanaman jagung manis pada tanaman 1 yaitu 135.3
cm , tinggi tanaman jagung 2 yaitu 142.6 cm, panjang daun jagung tanaman 1
yaitu 80.9 cm dan panjang daun jagung tanaman 2 yaitu 85.81, lebar daun jagung
tanaman 1 yaitu 8.7 cm dan lebar daun
jagung tanaman 2 yaitu9.1
cm, dan jumlah daun jagung
tanaman 1 yaitu 10.4 cm dan jumlah daun tanaman jagung 2 yaitu11.1 cm.
Pada tanaman jagung putih diperoleh rata-rata tinggi tanaman 1 yaitu 122.2 cm,
panjang daun tanaman 1 yaitu 65.8 cm, lebar daun tanaman 1 yaitu 6.9 cm dan
jumlah daun tanaman 1 yaitu 9.8 cm. Pada tanaman jagung F1 diperoleh rata-rata
tinggi tanaman jagung 1 yaitu 136.1 cm
dan tinggi tanaman jagung 2 yaitu 125.9
cm, panjang daun tanaman jagung 1 yaitu
78.6 cm dan panjang daun tanaman 2 yaitu 73.5 cm, lebar daun tanaman jagung 1
yaitu 9.9 cm dan lebar daun tanaman jagung 2 yaitu 8.3 cm, jumlah daun tanaman
1 yaitu 11.3 cm dan lebar daun tanaman 2 yaitu 10 cm.
Dari hasil pengamatan tongkol dan
biji jagung maka rata-rata jumlah baris biji jagung manis 14.5, jumlah baris
biji jagung putih yaitu 12 dan jumlah baris biji jagung F1R yaitu 13.5.
rata-rata berat tongkol pada jagung manis yaitu 195.3 gr, pada jagung putih
yaitu 139.3 gr dan pada jagung F1R yaitu 150.3 gr. Pajang rata-rata tongkol
pada jagung manis yaitu 19 cm, pada jagung putih yaitu 16 cm dan
pada jagung F1R yaitu 16.6 cm. panjang tangkai tongkol rata-rata pada jagung
manis yaitu 5 cm, pada jagung putih 4.5 dan pada jagung F1R yaitu 5 cm.
Rata-rata diameter pada jagung manis yaitu4.5 cm, pada jagung putih 3.7cm dan
pada jangung F1R yaitu 4.1 cm. Jumlah biji perbaris rata-rata pada tanaman
jagung manis yaitu 35.75, pada jagung putih yaitu 25.5 dan pada jagung F1R
yaitu 33.75. Panjang butir rata-rata pada tanamanjagung manis yaitu 0.76 cm,
pada jagung putih yaitu 0.92 gr dan pada jagung F1R yaitu 0.96. Lebar butir
rata-rata jagung manis yaitu 0.81 cm, pada jagung putih yaitu 0.87 cm, dan pada
jagung F1R yaitu 0.73 cm.
Pada
tanaman jagung biasa terjadi penyerbukan sendiri namun pada praktikum ini
dilakukan dengan metode penyerbukan silang.Penyerbukan
silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain ke kepala
putik tanaman yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk
sari dari bunga yang sama untuk melangsungkan pembuahan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyerbukan
silang pada jagung antara lain:
a. Pemilihan tetua jantan dan
betina
Untuk melakukan persilangan, kita membutuhkan induk
betina dan induk jantan. Kedua induk sebaiknya memiliki keunggulan yang
nantinya diharapkan bias terpadu pada keturunannya sebagai induk betina dipilih
tanaman yang memiliki bungan dengan putik sudah matang kelamin, yakni
mengeluarkan cairan seperti embun, dan belum menghailkan serbuk sari. Bunga
yang sudah menghasilkan serbuk sari dikhawatirkan sudah mengalami penyerbukan
sendiri.Sementara itu sebagai induk jantan dipilih tanaman yang bunganya sudah
menghasilkan serbuk sari, sebagai tanda kelamin janyan sudah matang.Pada
praktikum yang kami laksanakan kami memilih jagung varietas Bonanza dan jagung
varietas Putih.Kami menaman masing- masing varietas pada bedeng yang berbeda.
Jadi, jagung varietas bonanza akan menjadi tetua jantan dan akan menjadi tetua
betina juga begitu pula dengan jagung Putih yang akan menjadi tetua jantan dan
betina.
b. Emaskulasi
Langkah kedua setelah
pemilihan tetua. Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan pada tetua
yang ditujukan sebagai tetua betina. Emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu; secara mekanis, fisika, dan kimia. Praktikum kali ini, emaskulasi
dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan mengambil serbuk sari menggunakan tangan dan di tutup dengan amplop. Pengambilan kotak sari dilakukan
sebelum kotak sari terbuka dan serbuksari luruh. Gunting digunakan untuk
memotong ujung palea dan lemma agar mudah diambil kepala sarinya. Penyungkupan
dan pelabelan dilakukan setelah emaskulasi selesai dilakukan dengan tujuan agar
terhindar dari penyerbukan yang tidak diinginkan dan untuk menghindari
kesalahan.
d. Hibridisasi
Pada praktikum kali ini hibridisasi dilakukan
dengan menaburkan benang sari di atas kepala putik bunga yang sudah dikastrasi
tersebut serata mungkin. Pada praktikum yang kami lakukan,
hibridisasi dilakukan setelah tepung sari (polen) pada bungan jantan
telah matang. Pada bedeng satu atau bedeng pertama, yang di jadikan tetua
betina adalah jagung varietas Bonanza sedangkan jagung varietas Putih di
jadikan sebagai tetua jantan.Maka dari itu, serbuk sari dari bedeng jagung
putih di ambil serbuk sari yang telah matang (disungkup).Sebelum di ambil putik
yang di sungkup di ketok terlebih dahulu agar mendapatkan serbuk sari yang
maksimal. Setelah itu,, d bawa ke bedeng satu untuk di serbuki dengan bedeng
jagung bonanza. Sebelum di serbuki, bunga pada tongkol tetua betina (bonanza)
di potong agar mendapat hasil yang maksimal. Hal yang sama juga di lakukan pada
bedengan jagung varietas Putih. Penyerbukan selanjutnya adalah persilangan
dimana jagung varietas Putih yang menjadi tetua betina.Maka serbuk sari dari
bedeng satu (bonanza) di ambil untuk di serbuki di bedeng dua (putih) yang
menjadi tetua betina.Pemotongan juga dilakukan pada bunga tongkol jagung putih
yang telah matang agar mendapatkan hasil yang maksimal pula.
Tanaman menyerbuk silang,
misalnya jagung, termasuk tanaman monoccious dimana bunga jantan dan betina
letaknya terpisah.Bunga jantan berbentuk malai terletak di bagian pucuk
tanaman, sedangkan bunga betina terletak kira-kira pada pertengahan batang
tanaman.Serbuk sari dihasilkan pada malai 1 – 3 hari sebelum rambut tongkol
keluar.Rambut tongkol ini berfungsi sebagai kepala putik dan tangkai
putik.Serbuk sari mudah diterbangkan angin. Satu malai dapat menghasilkan ± 25
juta serbuksari atau setara dengan 50.000 serbuk sari untuk tiap rambut
tongkol, bila diasumsi tiap tongkol terdapat 500 biji. Oleh karena letak bunga
yang terpisah dan serbuk sarinya mudah diterbangkan angin maka rambut tongkol
besar sekali kemungkinannya untuk mendapatkan serbuk sari dari tanaman di
sebelahnya.Penyerbukan silang hampir terjadi 95%.Dalam kondisi optimal, serbuk
sari tetap berfungsi selama 12 – 18 jam.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
·
Tanaman jagung merupakan
tanaman yang menyerbuk sendiri yang dibantu oleh angin.
·
Tanaman jagung yang dilakukan
untuk praktikum ini yaitu jagung manis F1 dengan jagung Putih.
·
Penyerbukan silang adalah
berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain kekepala putik tanaman
yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk sari dari
bunga yang sama untuk melangsungkan penyerbukan sendiri. Umumnya penyerbukan
terjadi karena bantuan angin dan serangga
·
Tahap tahapan dalam
hibridisasi tanamanya menyerbuk silang adalah persiapan pengamatan bunga,
isolasi kuncup terpilih,kastrasi dan emaskulasi, pengumpulan dan penyimpanan
serbuk sari dan melakukan persilangan (Hibridisasi)
·
Hal yang perlu diperhatikan
dalam penyerbukan silang yaitu
a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri.
b. Perbedaan periode matang sebuk sari dan kepala putik.
c. Sterilitas dan pengawasan
d. Adanya bunga monocious dan diocious
4.2. Saran
Sebaikanya
pengetahuan tentang teknik dalam melakukan persilangan lebih dipahami lagi agar
dapat mendapat hasil persilangan yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Allard, R.W., 1960. Principle of Plant Breeding.
John Willey&Sons.
Muhammad.
2005. Pengantar Pemuliaan Tanaman.
Departemen Agronomi Dan Hortikultura: Fakultas Pertanian.
Nasir.M,
2006.Pengantar Pemuliaan Tanaman.
Depatemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman.
IKIP Semarang Press, Semarang.
Tanto.2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi.Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar