Selasa, 18 Oktober 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN



PERSILANGAN JAGUNG PUTIH DAN JAGUNG BONANZA
Asisten :
1. Nura, SP.M.Si
2. Muslem
3. Nurdin

Disusun oleh
Kelompok 1

Abdul Hakim Asma’I (1405101050076)
Desilia Martinda         (1405101050082)
Muchtaridha Bahrun   (1405101050049)
Putri Khairanisyah      (1405101050010)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNUVERSITAS SYIAH KUALA

JUNI,2016



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb,
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pemuliaan tanaman menyerbuk silang buatan tanaman jagung.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



                                                                                    Banda Aceh, 8 Juni 2016


                                                                                                      Penulis



DAFTAR TABEL

Tabel 1     ..................................................................................................................................    20
Tabel 2     ..................................................................................................................................    21
Tabel 3     ..................................................................................................................................    21



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................    2
DAFTAR TABEL....................................................................................................................    3
DAFTAR ISI..........................................................................................................................      4
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                          
1.1. Latar Belakang.   ................................................................................................................  5
1.2.Tujuan    .............................................................................................................................   6   
BAB II BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat ...........................................................................................................    7
2.2. Bahan dan Alat   ................................................................................................................  7
2.3. Perlakuan ..........................................................................................................................   7
2.4. Metode Pelaksanaan..........................................................................................................   7   
2.5. Pengamatan  ......................................................................................................................   11
2.6. Pengolahan Data  ..............................................................................................................    19
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan  .............................................................................................................   20
3.2. Pembahasan   ....................................................................................................................    21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan   ......................................................................................................................   25 
4.2. Saran  ................................................................................................................................    25 
DAFTAR PUSTAKA  .............................................................................................................    26
LAMPIRAN.............................................................................................................................    27


 

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerajaan : Plantae
Divisio :Angiospermae
Kelas :Monocotyledoneae
Ordo :Poales
Familia :Poaceae
Genus :Zea
Spesies :Zea mays L.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan, pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini (Nasir, 2006).
            Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina.Kriteria klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang.Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan. Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar adalah sangat penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan. Ada perbedaan yang besar antara jumlah persilangan dengan luar didalam species dari suatu kelompok.Jumlah persilangan dari varietas yang diberikan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang berubah (Allard, 1998).
            Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai teknik persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuan akan bunga. Persilangan memiliki beberapa tujuan, yaitu: Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru, Memperluas keragaman genetic, Memanfaatkan vigor hibrida; atau Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman dan mendapatkan varietas unggul yang diinginkan. Seleksi akan efektif apabila populasi yang diseleksi mempunyai keragaman genetik yang luas (Muhammad, 2005).
Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies pada setiaptanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya ( Tanto, 2002).
Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya.Hibridisasi merupakan metode pemuliaan tanaman yang dilakukan pada tanaman yang dikembangbiakan secara vegetatif.Sumber variasi sifat atau klon-klon baru yang sangat luas variabilitasnya dan menjadi sumber penyeleksian klon baru dapat diperoleh dengan metode hibridisasi ini.Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya, yang kemudian digunakan pemulia tanaman untuk memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan.(Sunarto, 1997).

1.2. Tujuan
Untuk mengetahui perbandingan hasil persilangan jagung Bonanza dan jagung putih dengan jagung F1.

  

BAB 2
BAHAN DAN METODE

2.1.Waktu dan Tempat
Praktikum Pemuliaan Tanaman pada hibridisasi tanaman jagung dilaksanakan pada lahan praktikum Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Sektor Timur, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar.Waktu praktikum dilaksanakan mulai tanggal 12 Maret sampai dengan 11 Juni 2013.

2.2.Bahan dan Alat
§  Pupuk anorganic (urea, SP-36, dan KCl)
§  Pupuk organic
§  Benih jagung varietas yang memiliki sifat beda (bonanza, jagung putih)
§  Insektisida (deltrametrin 25 g L-1 dan karbofuran 3%)
§  Kantong ukuran 20 cm x 25 cm
§  Amplop coklat
§  Plastic es 3 cm
§  Klips dan label
§  Pisau cutter
§  Gunting
§  Gembor
§  Cangkul
§  Penyemprot
§  Alat tulis

2.3.Perlakuan
            Pelakuan yang di berikan pada praktikum ini yaitu dengan melakukan pemupukan.Pupuk dasar masing-masing 100 kg  untuk urea, SP36, dan KCL diberikan setelah tanaman tumbuh setelah penjarangan. Pupuk Urea susulan diberikan umur 28 hari dan 40 hari setelah tanam masing-masing 100 kg  tanaman dengan jarak 10cm dari tanaman dan ditutupi dengan tanah.
2.4.Metode Pelaksanaan
Persiapan Lahan
Lahan dipersiapkan secara baik, dibajak atau dicangkul 1 kali dengan kedalaman olah 15-20 cm. Lahan dibersihkan dari gulma dan lainnya, kemudian penghalusan tanah dan pembuatan plot serta peralatan lahan. Ukuran plot dengan lebar 1 m dan panjang disesuaikan dengan lahan yang tersedia.
Penanaman
Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang.Apabila tanah kering, perlu disirami dahulu. Jarak taman agak jarang yaitu 75 cm x 25 cm dengan jumlah biji 2 per lubang. Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm. Dimasukkan benih kedalam lobang tanam dan ditutup tipis dengan pupuk kandang atau tanah gembur.Pada umur 10-15 hari setelah tanam dilakukan penjarangan tanaman dengan mensisakan satu tanaman per lubang tanam.Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat diatas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.
Pemupukan
Pupuk dasar masing-masing 100 kg ha-1 untuk urea, SP36 dan KCl diberikan setelah tanaman tumbuh setelah penjarangan.Pupuk urea susulan diberikan umur 28 hari dan 40 hari setelah tanam masing masing 100 kg ha-1.Pemupukan diberikan dalam lubang larikan disamping tanaman dengan jarak 10 cm dari tanaman dan ditutup dengan tanah.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali.Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dilakukan dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll.Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.Penyiangan pertama dilakukan umur 15 hari setelah tanam.Penyiangan kedua dilakukan pada umur 28-30 hari setelah tanam sebelum pemupukan kedua.Penyiangan kedua ini disertai dengan pembumbunan tanaman. Pembumbunan dilakukan dengan cara mengambil tanah disebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun dibarisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Hama penggerek dikendalikan dengan pemberian Furadan 3G melalui pucuk tanaman sebanyak 3-4 butir pertanaman.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan satu kali sehari setiap sore dengan mempertahankan kelembaban tanah selama pertumbuhan tanaman. Pada blok pertanaman dibuat saluran air pembatas anak petak setiap 5 m agar memudahkan dalam pelaksanaan seleksi. Pada fase pembungaan, tanaman yang menyimpang atau berpenampilan tidak sesuai dengan deskripsi bunga jantannya (malai) harus dicabut sebelum menyerbuk.Sebelum panen, tanaman yang tidak dipotong malainya dan berpenampilan baik sesuai deskripsi dari setiap plot dipilih dan diberi tanda (label) pada tongkol.
Persilangan
Malai merupakan gudang tepungsari dan dalam satu malai terdapat jutaan serbuksari.Tanaman pilihan yang bermalai baik sesuai dengan deskripsi harus dipertahankan dan menyerbuki tanaman pilihan lainnya.Bentuk malai yang dikehendaki adalah tidak serak dan kuncup dan relative seragam.Demikian pula untuk warna malai/glume yang dipertahankan adalah merah. Untuk memperoleh hasil keturunan yang seragam dalam waktu 50% berbunga, maka percobaan ini dipilih tanaman yang berbunganya antara 65 hingga 73 hari atau selang berbunga seminggu
Pada saat tanaman keluar malai dipilih 5 tanaman (selama 5 hari) yang keragaman tampilan tanamannya tumbuh baik dan seragam sesuai deskripsi.Pilih tongkol yang belum keluar rambutnya dari kelobot kemudian ditutup tongkol tersebut dengan kantong plastic yang biasa dipakai untuk es lebar 3 cm.
Setelah 4-6 hari tongkol dibungkus, dilakukan pembungkusan, malai yang siap menyerbuk dari tanaman pilihan dengan menggunakan pembungkus dari kertas (20 cm x 25 cm).Waktu pembungkusan malai jagung adalah waktu sore hari, setelah pembungkusan malai lalu buka plastic penutup tongkol dan potong ujung tongkol dengan pisau cutter dan tutup kembali dengan kantong plastic.Pengumpulan tepung sari dari pembungkus dilakukan pagi hari (pukul 9-10 siang) keesokannya, tepungsari setiap kantong dicampur lalu ditumpahkan pada rambut tongkol (≤ 4 cm) yang ditutup kantong plastic.Setiap kelompok melakukan persilangan antar varietas sebanyak 5 tongkol dan selfing 5 tongkol.Setelah 50 hari dari persilangan dilakukan panen, dan dipilih 3 tongkol hasil persilangan yang bentuk tongkol dan bijinya seragam.Setiap tongkol dapat dipilih 250 butir.
Metode :
1.Penanaman benih materi induk jantan dan benih materi induk betina seperti menanam jagung pada umunya dengan jarak tanam 80 x 40 cm, 2 biji/lubang dan komposisi tertentu.
2.Pemeliharaan awal tidak berbeda, hanya setelah tumbuh paada umur 10 – 15 hari setelah tugal diseleksi setiap lubang hanya ditinggalkan 1 tanaman.
3.Tanaman harus dipupuk hingga umur tanaman 30 – 35 hari setelah tugal dengan 2 – 3 kali aplikasi.
4.Pada umur tanaman sekitar 53 hari lakukan pemotongan bunga jantan pada induk betina. Pelaksanaan dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 selama 8 – 10 hari.
5.Sungkup bunga betina dengan kantong kertas
6.hilangnya serbuk sari.
7.Penyerbukkan dilakukan dengan menggoyang – goyangkan malai pada kantong penutupnya, sehingga serbuk sari terkumpul.
8.Kantong yang berisi serbuk sari dilepaskan dari malai dengan hati – hati, dekatkan pada ujung rambut tongkol bunga betina.
9.Jika terlalu panjang, rambut tongkol dipotong kira – kira 2 cm sehingga menjadi rata.
10.  Serbuk sari ditaburkan pada ujung rambut tongkol dengan cepat untuk menghindari kontaminasi.
11.  Setelah penyerbukan selesai, tongkol ditutup kembali dengan kantong malai, dan dikuatkan pada batang dengan staples.
12.  Pada kantong ditulis tanggal dan jenis persilangan.
13.  Pelihara dan amati perkembangan bakal biji pada tongkol setelah 2 minggu dilakukannya persilangan.
14.  Setelah jagung dipanen, tongkol jagung dikupas lalu di jemur hingga benar-benar kering.

2.5. Pengamatan
1.Vegetatif
1.1.Umur berbunga jantan
Jumlah hari dari tanaman sampai 50%tanaman telah keluar tepung sari
1.2.Umur berbunga betina
Jumlah hari dari tanaman sampai 50%tanaman keluar rambut tongkol
1.3.Umur kelobot megering
Jumlah hari dari tanaman sampai 50% tanaman mempunyai kelobot kering.untuk descriptor 4.1.4-4.1.5 rata-rata paling sedikit 20 tanaman contoh.
1.4.Tinggi tanaman (cm)
Diukur dari atas permukaan tanah sampai dasar malai .diukur setelah masak susu
1.5.Tinggi tongkol (cm)
Diukur dari atas permukaan tanah sampai buku di mana tongkol  terata sedikit 2 berada setelah masak susu
1.6.   Dauntingkat (rangting) total permukaan dauntotal permukaan daun.setelah masak susu. diamatipaling sedikit 20 tanaman yang mewakili
3Kecil
5Sedang
7Lebar
·   Jumlah daun di atas tongkol teratas termasuk daun pada tongkol
Dihitung paling sedikit 20 tanaman setelah masak susu
·   Panjang daun(cm)
Diukur dari buku tempat meletaknya daun sampai ujung daun .pegukuran daun pada daun di atas tongkol(yang paling atas apabila>1 tongkol).setelah berbunga
·   Lebar daun
Di ukur pada daun yang sama  yang di gunakan mengukur panjang daun(162),diambil dari titik tengah panjang daun
·   indeks tulang-tulang daun
Membagi jumlah tulang-tulang daun sepajang daun dibagi lebar daun
ü  Orientasi daunsetelah berbunga
1.Tegak
2.Menggantung(pendant)
ü  Bentuk ujung daun pertama 
1.Runcing 
2.Runcing ke bulat
3.Bulat
4.Bulat ke lidah
5.Lidah
ü  Sudut antara helaiaan
Daun dan batangdaun di atas tongkol teratas
1.Amat kecil < 5%
3 Kecil+25%
5 Sedang + 50%
7 Besar + 75%
9 Amat besar>90
ü  Arah helaian daun dan batang 
1 lurus
2 Sedikit melengkung
5 Melengkung
7 Melengkung kuat
9 Melengkung sangat kuat
ü  Jumlah daun hijau
Perkiraan menggunakan >20tanaman peraksesi pada waktu masak
3 Rendah
5 Sedang
7 Tinggi
1.7.   Adanya lidah daun (liguna)setelah berbunga
+  ada
0         Tidak ada
1.8.   Indeks anakan
Jumlah anakan per tanmanan (rata-rata dari 20 tanaman) diamati saat berbunga
1.9.   Warna batang
Di tunjukan sampai tiga warna batang sesuai dengan frekuensi .diamati diantara 2 tingkat teratas pada saat berbunga
1.Hijau
2.Kemerahan(sun red)
3.Merah
4.Ungu
5.Coklat
1.10.  Rebah akar(%)
Tanaman rebah >45o
Presentase tanaman rebah akar pada saat 2 minggu sebelum panen
1.11.  Rebah batang (%)
Batang dibawah tongkol patah
Presentase batang rebah 2 minggu sebelum panen
1.12.  Bulu pelepah daun
Saat berbunga
3 Jarang 
5 Sedang 
6        Rapat
1.13.  Tipe malai
1.primer
2.primer-skunder
3.primer-skunder-tertier
1.14.  Panjang malai(cm)
Diukur dari titik meletakkan cabang mulai tebawah sampai ujung pusat bulir (spike). Setelah fase masak susu (lihat gambar,1)
1.15.  Panjang tangkai bunga (cm)
Jarak antara buku teratas di bawah daun bendera daengan cabang malai terbawah setelah masak susu (lihat gambar1)
1.16.  Jarak cabang malai(cm)
jarak antara titik keberadaan cabang terbawah dengan cabang teratas sepasang proses (central axis).setelah masak susu(lihat gambar 1)
1.17.  Jumlah cabang primer pada malai
setelah masak susu (lihat gambar 1)
1.18.  Jumlah cabang sekunder pada malai
setelah masak susu(lihat gambar1)
1.19.  Jumlah Cabang Tersier Pada Malai
Setelah masak susu (lihat Gambar. 1)
1.20.  1. Ukuran Malai.
Setelah masak susu.
3 Kecil
5 Sedang
7 Luas
·   Arah Cabang Lateral
1 Lurus
3 Sedikit melengkung
5 Melengkung
7 Melengkung kuat
9 Amat kuat melengkung
·   Sudut Antara Poros Utama dan Cabang Lateral
Di bawah dari 1/3 malai
1 Amat kecil <50
3 Kecil +250
5 Sedang +500
7 Besar +750
9 Amat besar >900
2. Data Tongkol
Setelah panen menggunakan semua tongkol/ paling sedikit 20 tanaman mewakili tiap aksesi.
2.1. Penutup Klobot
3 Jelek
5 Sedang
7 Bagus
2.2.Kerusakan Tongkol
Junmlah tongkol yang rusak disebabkan oleh busuk tongkol dan atau serangga, dll.
0 Tidak ada
3 Sedikit
7 Parah
2.3. Susunan Baris Biji
Menggunakan tongkol paling atas (Gambar 2)
1 Teratur
2 Tidak Teratur
3 Lurus
4 Melengkung
2.4. Jumlah Baris Biji
   Dihitung jumlah baris biji di bagian tengah pada tongkol paling atas.
3. Data Biji
3.1. Dinyatakan sampai 3 warana biji menurut frekuensinya
1 Putih
2 Kuning
3 Ungu
4 Bervariasi
5 Coklat
6 Oranye
7 Loreng (mottled)
8 Ujung putih (white cap)
9  Merah
3.2.Panjang Tongkol (cm)
Tanpa kelobot
4.Data butir
   Jika memungkinkan data pengamatan dilakukan pada paling sedikit 20 tanaman yang mewakili tiap aksensi pada saat panen
1.panjang butir (mm)
   Rata-rata 10 butir berderet-deret dari 1 bars pada bagian tengah tongkol teratas, diukur dengan menggunakan sigmat (caliper)
2.lebar butir (mm)
   Diukur pada 10 butir yang sama seperti 6.3.1
3.Tebal butir (mm)
   Diukur pada 10 butir yang sama seprti 6.3.1
4.bentuk permukaan butir teratas
   Lihat gambar 5
·   Berkerut
·   Bergigi
·   Datar
·   Bundar
·   Meruncing
·   Sangat meruncing
5.panjang tangkai tongkol (cm)
lihat gambar 4
·   diameter tongkol (cm)
diukur pada bagian tengah tongkol teratas, dimana tongkol dipotong (Gambar 4)
·   diameter janggel
jarak antara batas terluar dengan sekam terdalam seperti tampak dalam penampang silang tongkol
·   diameter rachis (cm)
jarak antara dasar biji tampak dalam penampang silang tongkol
   a. indeks janggel
   membagi diameter janggel dengan diameter rachis
   b. indeks kelobot/biji
   didapat dengan mengurangkan diameter rachis dengan janggel dan dibagi dengan dua kali panjang rata-rata biji
   c. indeks rachis/biji
hubungan antar panjang rachis dan panjang biji, indeks didapatkan dengan menggunakan diameter rachis dari diameter dasar biji, dan membagi hasilnya dua kali panjang rata-rata biji.
d. indeks penutupan biji
diameter janggel dikurangi diameter dasar biji di bagi 2 kali panjang biji. Jika indeks ini sama dengan 1,0 ini menyatakan bahwa seluruhnya tertutup oleh kelobot, jika >1,0 kelobot lebih panjang dari biji, jika < 1,0 menyatakan derajat tunikasi yang lebih rendah
·   jumlah cabang
·   jumlah biji per baris
·   warna janggel
1.putih
2.merah
3.coklat
4.ungu
5.varigata
6.lainnya
6.bentuk tongkol paling atas
1.silindris
2.silindris mengerucut
3.mengerucut
4.bundar
7.sudut keberadaan tongkol
1.amat kecil < 5o
2.kecil +25o
3.sedang +50o
4.besar +75o
5.amat besar +90o
8. warna pericarp
1.tidak berwarna
2.putih keabu-abuan
3.merah
4.coklat
5.lainnya
9. warna aleuron
1.tidak berwarna
2.keperakan
3.merah
4.ungu
5.lainnya
10.  warna endosperm
1.putih
2.krem
3.kuning muda
4.kuning
5.oranye
6.ujung putih                                                                                                                          
3.3 bobot 1000 butir (g)
Dikonversi pada kadar air 10%

2.6. Pengolahan Data
Pengolahan dilakukan di Ms.Exel

  

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1    Hasil Pengamatan
Tabel 1. Rata-rata hasil pengamatan Vegetatif
No
Pengamatan
jantan bonanza
Betina Bonanza
Jantan Putih
Betina Putih
Jantan F1
Betina F1
1
Umur Berbunga
48 hari
46 hari
56 hari
54 hari
45 hari
47 hari
2
Tinggi Tanaman
142,6 cm
122.2 cm
136.1 cm
3
Daun
Sedang
Sedang
Sedang
4
Jumlah daun di atas tongkol
8
6
7
5
Panjang daun
80.9 cm
65.8 cm
78.6 cm
6
Lebar Daun
8.7 cm
6.9 cm
9.9 cm
7
Orientasi Daun
Megantung
Megantung
Megantung
8
Bentuk Ujung daun Pertama
Runcing
Runcing
Runcing ke bulat
9
Sudut helai daun dan batang
Sedang +50°
Kecil +25°
Kecil +25°
10
Arah helai daun
Melengkung
Sedikit melengkung
melengkung
11
Jumlah daun hijau
Banyak
Sedang
Banyak
12
warna batang
Hijau
Hijau
Hijau
13
Tipe malai
Primer- Sekunder- Tersier
Primer- Sekunder
Primer-Sekunder-Tersier
14
Panjang malai
34 cm
36 cm
34
15
Panjang tangkai bunga
7 cm
8 cm
6 cm
16
Jarak cabang malai
11
12 cm
10
17
Jumlah cabang primer malai
10
12
10
18
Jumlah cabang sekunder malai
2
3
2
19
Jumlah cabang tersier
1
0
2
20
ukuran malai
Sedang
Sedang
Sedang
21
Arah cabang lateral
Lurus
Melengkung
Lurus


Tabel 2. Data Tongkol
No
Data Tongkol
F1
F1R
F2
1
Penutup Klobot
Bagus
Bagus
Bagus
2
Kerusakan Tongkol
Tidak ada
Sedikit
Tidak ada
3
Susunan Baris Biji
Tidak teratur
Teratur
Lurus
4
Jumlah Baris Biji
14.5
12
13.5
5
Berat tongkol Tanpa klobot
193.3 gram
139.3 gram
150.3 gram
6
Warna Biji
Putih kuning ujung putih
Putih kuning
Bervariasi
7
Panjang Tongkol
19 cm
16 cm
16.6 cm
8
Diameter tongkol
4,5 cm
3,7 cm
4.1 cm
9
Jumlah biji perbaris
33,75
25.5
33.75
10
Warna Jenggel
Putih
putih
Putih
11
Bentuk tongkol paling atas
Mengerucut
Bundar
mengerucut

Tabel 3. Data Butir
No
Data Butir
F1
F1R
F2
1
Panjang Butir
0,76 cm
0,92 cm
0,96 cm
2
Lebar butir
0,81 cm
0,87 cm
0,73 cm
3
Tebal butir
0,35 cm
0,30 cm
0,37 cm
4
Bentuk permukaan butir teratas
Berkerut
Bergerigi
Datar
5
Warna pericarp
Lain-Lain
Lain-Lain
Lain-Lain
6
Warna Aleuron
Lain-Lain
Lain-Lain
Lain-Lain
7
Warna Endosperm
Kuning ujung putih
Putih
Kuning

3.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa rata-rata tinggi tanaman jagung manis pada tanaman 1 yaitu 135.3 cm , tinggi tanaman jagung 2 yaitu 142.6 cm, panjang daun jagung tanaman 1 yaitu 80.9 cm dan panjang daun jagung tanaman 2 yaitu 85.81, lebar daun jagung tanaman 1 yaitu  8.7 cm dan lebar daun jagung tanaman 2 yaitu9.1 cm, dan jumlah daun jagung tanaman 1 yaitu 10.4 cm dan jumlah daun tanaman jagung 2 yaitu11.1 cm. Pada tanaman jagung putih diperoleh rata-rata tinggi tanaman 1 yaitu 122.2 cm, panjang daun tanaman 1 yaitu 65.8 cm, lebar daun tanaman 1 yaitu 6.9 cm dan jumlah daun tanaman 1 yaitu 9.8 cm. Pada tanaman jagung F1 diperoleh rata-rata tinggi tanaman jagung 1 yaitu  136.1 cm dan tinggi tanaman  jagung 2 yaitu 125.9 cm, panjang daun  tanaman jagung 1 yaitu 78.6 cm dan panjang daun tanaman 2 yaitu 73.5 cm, lebar daun tanaman jagung 1 yaitu 9.9 cm dan lebar daun tanaman jagung 2 yaitu 8.3 cm, jumlah daun tanaman 1 yaitu 11.3 cm dan lebar daun tanaman 2 yaitu 10 cm.
            Dari hasil pengamatan tongkol dan biji jagung maka rata-rata jumlah baris biji jagung manis 14.5, jumlah baris biji jagung putih yaitu 12 dan jumlah baris biji jagung F1R yaitu 13.5. rata-rata berat tongkol pada jagung manis yaitu 195.3 gr, pada jagung putih yaitu 139.3 gr dan pada jagung F1R yaitu 150.3 gr. Pajang rata-rata tongkol pada jagung  manis  yaitu 19 cm, pada jagung putih yaitu 16 cm dan pada jagung F1R yaitu 16.6 cm. panjang tangkai tongkol rata-rata pada jagung manis yaitu 5 cm, pada jagung putih 4.5 dan pada jagung F1R yaitu 5 cm. Rata-rata diameter pada jagung manis yaitu4.5 cm, pada jagung putih 3.7cm dan pada jangung F1R yaitu 4.1 cm. Jumlah biji perbaris rata-rata pada tanaman jagung manis yaitu 35.75, pada jagung putih yaitu 25.5 dan pada jagung F1R yaitu 33.75. Panjang butir rata-rata pada tanamanjagung manis yaitu 0.76 cm, pada jagung putih yaitu 0.92 gr dan pada jagung F1R yaitu 0.96. Lebar butir rata-rata jagung manis yaitu 0.81 cm, pada jagung putih yaitu 0.87 cm, dan pada jagung F1R yaitu 0.73 cm.
Pada tanaman jagung biasa terjadi penyerbukan sendiri namun pada praktikum ini dilakukan dengan metode penyerbukan silang.Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain ke kepala putik tanaman yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk sari dari bunga yang sama untuk melangsungkan pembuahan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyerbukan silang pada jagung antara lain:
a.       Pemilihan tetua jantan dan betina
Untuk melakukan persilangan, kita membutuhkan induk betina dan induk jantan. Kedua induk sebaiknya memiliki keunggulan yang nantinya diharapkan bias terpadu pada keturunannya sebagai induk betina dipilih tanaman yang memiliki bungan dengan putik sudah matang kelamin, yakni mengeluarkan cairan seperti embun, dan belum menghailkan serbuk sari. Bunga yang sudah menghasilkan serbuk sari dikhawatirkan sudah mengalami penyerbukan sendiri.Sementara itu sebagai induk jantan dipilih tanaman yang bunganya sudah menghasilkan serbuk sari, sebagai tanda kelamin janyan sudah matang.Pada praktikum yang kami laksanakan kami memilih jagung varietas Bonanza dan jagung varietas Putih.Kami menaman masing- masing varietas pada bedeng yang berbeda. Jadi, jagung varietas bonanza akan menjadi tetua jantan dan akan menjadi tetua betina juga begitu pula dengan jagung Putih yang akan menjadi tetua jantan dan betina.

b.       Emaskulasi
Langkah kedua setelah pemilihan tetua. Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan pada tetua yang ditujukan sebagai tetua betina. Emaskulasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu; secara mekanis, fisika, dan kimia. Praktikum kali ini, emaskulasi dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan mengambil serbuk sari menggunakan tangan dan di tutup dengan amplop. Pengambilan kotak sari dilakukan sebelum kotak sari terbuka dan serbuksari luruh. Gunting digunakan untuk memotong ujung palea dan lemma agar mudah diambil kepala sarinya. Penyungkupan dan pelabelan dilakukan setelah emaskulasi selesai dilakukan dengan tujuan agar terhindar dari penyerbukan yang tidak diinginkan dan untuk menghindari kesalahan.

d.             Hibridisasi
Pada praktikum kali ini hibridisasi dilakukan dengan menaburkan benang sari di atas kepala putik bunga yang sudah dikastrasi tersebut serata mungkin. Pada praktikum yang kami lakukan,  hibridisasi dilakukan setelah tepung sari (polen) pada bungan jantan telah matang. Pada bedeng satu atau bedeng pertama, yang di jadikan tetua betina adalah jagung varietas Bonanza sedangkan jagung varietas Putih di jadikan sebagai tetua jantan.Maka dari itu, serbuk sari dari bedeng jagung putih di ambil serbuk sari yang telah matang (disungkup).Sebelum di ambil putik yang di sungkup di ketok terlebih dahulu agar mendapatkan serbuk sari yang maksimal. Setelah itu,, d bawa ke bedeng satu untuk di serbuki dengan bedeng jagung bonanza. Sebelum di serbuki, bunga pada tongkol tetua betina (bonanza) di potong agar mendapat hasil yang maksimal. Hal yang sama juga di lakukan pada bedengan jagung varietas Putih. Penyerbukan selanjutnya adalah persilangan dimana jagung varietas Putih yang menjadi tetua betina.Maka serbuk sari dari bedeng satu (bonanza) di ambil untuk di serbuki di bedeng dua (putih) yang menjadi tetua betina.Pemotongan juga dilakukan pada bunga tongkol jagung putih yang telah matang agar mendapatkan hasil yang maksimal pula.
Tanaman menyerbuk silang, misalnya jagung, termasuk tanaman monoccious dimana bunga jantan dan betina letaknya terpisah.Bunga jantan berbentuk malai terletak di bagian pucuk tanaman, sedangkan bunga betina terletak kira-kira pada pertengahan batang tanaman.Serbuk sari dihasilkan pada malai 1 – 3 hari sebelum rambut tongkol keluar.Rambut tongkol ini berfungsi sebagai kepala putik dan tangkai putik.Serbuk sari mudah diterbangkan angin. Satu malai dapat menghasilkan ± 25 juta serbuksari atau setara dengan 50.000 serbuk sari untuk tiap rambut tongkol, bila diasumsi tiap tongkol terdapat 500 biji. Oleh karena letak bunga yang terpisah dan serbuk sarinya mudah diterbangkan angin maka rambut tongkol besar sekali kemungkinannya untuk mendapatkan serbuk sari dari tanaman di sebelahnya.Penyerbukan silang hampir terjadi 95%.Dalam kondisi optimal, serbuk sari tetap berfungsi selama 12 – 18 jam.







BAB IV 
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
·   Tanaman jagung merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri yang dibantu oleh angin.
·   Tanaman jagung yang dilakukan untuk praktikum ini yaitu jagung manis F1 dengan jagung Putih.
·   Penyerbukan silang adalah berpindahnya serbuk sari dari suatu bunga tanaman lain kekepala putik tanaman yang berbeda. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya serbuk sari dari bunga yang sama untuk melangsungkan penyerbukan sendiri. Umumnya penyerbukan terjadi karena bantuan angin dan serangga
·   Tahap tahapan dalam hibridisasi tanamanya menyerbuk silang adalah persiapan pengamatan bunga, isolasi kuncup terpilih,kastrasi dan emaskulasi, pengumpulan dan penyimpanan serbuk sari dan melakukan persilangan (Hibridisasi)
·   Hal yang perlu diperhatikan dalam penyerbukan silang yaitu
a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri.
b. Perbedaan periode matang sebuk sari dan kepala putik.
c. Sterilitas dan pengawasan
d. Adanya bunga monocious dan diocious
4.2. Saran
Sebaikanya pengetahuan tentang teknik dalam melakukan persilangan lebih dipahami lagi agar dapat mendapat hasil persilangan yang lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

 Allard, R.W., 1960.  Principle of Plant Breeding.  John Willey&Sons.
Muhammad. 2005. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi Dan Hortikultura: Fakultas Pertanian.
Nasir.M, 2006.Pengantar Pemuliaan Tanaman. Depatemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sunarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press, Semarang.
Tanto.2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar